1 Suro 2025 pada Kamis (26/6/2025) malam hingga Jumat (27/6/2025) identik dengan momen penuh keistimewaan, berkah, dan berbagai hal positif. Karena itu, bagi sebagian masyarakat Jawa ada pantangan yang dilakukan sehingga bisa memperoleh semua kebaikan di 1 Suro.
Awal bulan Suro kerap disamakan Muharram meski keduanya jelas berbeda. Bulan Suro di kenal dalam kalender Jawa, sedangkan Muharram adalah bulan pertama sekaligus menandakan awal tahun dalam penanggalan Islam. Tanggal 1 Suro biasanya jatuh pada hari kesepuluh di bulan Muharram.
1 Suro 2025, Ketika Ada Larangan Pernikahan
Masyarakat Islam-Jawa ada yang meyakini bulan Suro sebagai momen yang keramat dan spesial. Dikutip dari paper berjudul Bulan Suro Dalam Perspektif dan Tradisi Bulan Suro di Pulau Jawa karya Za’farullah Jamaly dari UIN Walisongo Semarang, anggapan ini menciptakan aturan yang kemudian dilaksanakan dalam keseharian.
“Saking keramatnya bulan Suro, muncul keyakinan beberapa kegiatan yang sebaiknya dihindari bukan dilarang misalnya pernikahan dan hajatan. Keyakinan ini muncul karena Suro/Muharram adalah bulan bulan paling agung dan mulia milik Allah SWT,” tulis Za’farullah dalam paper yang dimuat dalam jurnal LEKSIKON: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, & Budaya.
Masyarakat sebagai orang biasa dianggap tidak mampu dan terlalu lemah untuk mengadakan acara di bulan agung milik Allah SWT. Dengan keyakinan ini, artinya hanya beberapa pihak spesial yang dianggap mampu mengadakan acara di bulan Suro/Muharram. Bagi masyarakat Jawa, pihak spesial ini adalah para darah biru.
“Bagi orang-orang Jawa, hanya raja yang dianggap mampu melaksanakan hajatan di bulan Suro/Muharram. Karena itu, bulan Suro dianggap sebagai bulan hajatan bagi keraton. Rakyat biasa dipercaya mendapat kesialan jika ikut menyelenggarakan hajatan tertentu,” tulis Za’farullah.
Paper tersebut menjelaskan, orang Islam-Jawa mengikuti dan menghormati larangan pernikahan pada 1 Suro karena diturunkan dari nenek moyangnya. Masyarakat Islam-Jawa enggan melanggar adat yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Pelanggaran dan upaya menentang aturan adat berisiko membawa kesialan dalam hidup, seperti yang dijelaskan dalam berbagai mitos di masyarakat. Berbagai mitos, cerita, dan petuah inilah yang membentuk tradisi serta sumber ajaran adat lalu diwariskan turun temurun.
Tradisi 1 Suro 2025
Beberapa tradisi untuk memperingati 1 Suro antara lain:
Mubeng benteng
Tradisi ini dilakukan dengan mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta pada malam 1 Suro 2025. Perjalanan dilakukan dalam diam tanpa alas kaki dengan tujuan instrospeksi diri.
Bubur Tajin Sora
Panganan tradisional ini dibuat untuk memperingati bulan Suro yang disebut Sora dalam bahasa Madura. Bubur ini berasal dari nasi dengan kuah ketan berwarna merah. Warna merah melambangkan kematian Sayyidina Hussein yang dibunuh Umar bin Sa’ad, sedangkan putih pada bubur menjadi simbol perjuangan cucu Nabi Muhammad SAW yang suci.
Momen 1 Suro 2025 dan berbagai tradisi di dalamnya adalah warisan budaya yang sangat berharga. Masyarakat boleh percaya atau sebaliknya dengan tetap saling menghormati. ketika
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.