Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat lebih dari 800 ribu hektare lahan di provinsi ini berada dalam kondisi kritis atau rusak. Angka itu berasal dari total 3 juta hektare lahan yang tersebar di seluruh Jabar, menandakan ancaman serius terhadap kelestarian lingkungan dan potensi bencana alam.
“Di Jawa Barat ini ada kerusakan hutan 800 ribuan hektare. Jadi memang ini PR besar kita ya, PR bersama di tengah jumlah penduduk Jawa Barat terbesar se-provinsi Indonesia dari sisi populasi,” kata Kepala Dinas Kehutanan Jabar Dodit Ardian Pancapana di Sumedang, dikutip dari detikJabar, Rabu (17/12/2025).
Dodit mengatakan kerusakan lahan itu tersebar di Jabar seperti di daerah Puncak, Cianjur,Sukabumi, Garut, Sumedang hingga Kota Bandung.
“Di antaranya Cianjur, Sukabumi, terus kalau yang perkotaan mungkin di Bandung ya terus yang sering banyak dilewati orang termasuk puncak, Garut dan Sumedang,” kata dia.
Menurut Dodit, faktor akan kerusakan lahan di Jabar salah satunya diakibatkan dengan semakin banyaknya aktivitas manusia yang membuat lahan terpaksa beralih fungsi, serta adanya galian pertambangan yang membuat lahan menjadi rusak.
“Dari aktivitas manusia ya, jadi semakin banyak manusia kan akhirnya mulai menggeser ya. Kalau dulu kan dari hutan ke bawahnya kebun, terus ke bawahnya pertanian, terus perkotaan. Kalau sekarang mah kan nggak ngegerus gitu. Ini makannya mau diperbaiki sama Pak Gubernur Jabar,” kata dia.
Melihat akan kondisi seperti itu, Dodit pun mengajak kepada seluruh element masyarakat untuk memulihkan kembali lahan dengan melakukan upaya seperti penghijauan kembali.
“Di musim hujan ini yah saya sangat-sangat berharap Desember sampai dengan Februari ini waktu untuk menanam yang paling bagus. Jadi kalau bisa cari bibit bareng-bareng kita tanam,” kata dia.
Untuk menghijaukan kembali terhadap lahan, petugas kepolisian dari Polres Sumedang pun melakukan penanaman pohon di eks lokasi bekas tambang yang tersebar di wilayah Kabupaten Sumedang.
Kapolres Sumedang AKBP Sandityo Mahardika menyampaikan bibit yang ditanam pada kesempatan kali ini merupakan tanaman berupa buah-buahan. Pihaknya memilih menanam bibit buah-buahan dengan berharap akan memberikan banyak manfaat terhadap masyarakat.
“Alhamdulillah berhasil melaksanakan penanaman pohon buah di lokasi bekas tambang yang mana lokasi tersebut ditinggalkan oleh masyarakat. Kita akan tanami dengan harapan tanaman buah yang kita tanam akan memberikan manfaat berupa buah-buahan yang akan dipanen masyarakat, kami berharap bahwa kegiatan ini bisa memberikan efek jangka panjang buat masyarakat,” kata Sandityo.
Sandityo menargetkan sebanyak 60 hektare lebih dengan total 35 ribu bibit pohon tertanam tepat di eks lahan dari galian. Ia juga meminta kepada masyarakat sekitar agar ikut membantu merawat dari tanaman.
“Kami meminta bisa dirawat dengan baik sampai berbuah. Sehingga 35 ribu yang kita tanam semuanya tidak menjadi sia-sia. Target kami 60 hektare lebih dengan 35 ribu bibit pohon. Untuk lokasinya ada di Cimalaka, Cisitu, Jatinunggal, Tomo, Paseh, Ujungjaya, dan Surian,” kata Sandityo.
***
Selengkapnya klik di detikJabar.
