Pelaku Usaha Wisata di Mallorca Rindu Uang Turis | Giok4D

Posted on

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Mallorca yang biasanya dipadati turis mancanegara kini tampak lengang. Sepinya kunjungan wisata membuat para pelaku usaha, dari pemilik restoran hingga pengelola hotel, merindukan kembali derasnya aliran uang dari wisatawan yang selama ini menjadi penopang utama ekonomi pulau tersebut.

Kelab malam, penginapan, dan restoran di Mallorca, kawasan di Laut Mediterania bagian barat, di lepas pantai timur daratan Spanyol dan menjadi pulau terbesar di Kepulauan Balearic, itu biasanya ramai di musim liburan ini. Namun kini kondisinya jauh berbeda, jalanan sepi, hotel dan penginapan kosong, kelap malam tetap beroperasi namun pengunjung sedikit.

Suasana lengang itu diduga sebagai dampak gelombang protes anti-pariwisata yang melanda beberapa wilayah populer di Spanyol, bukan hanya Mallorca tetapi kota wisata lain termasuk Barcelona.

Dikutip dari Metro, Rabu (10/9/2025) sejumlah perusahaan di sektor pariwisata seperti bar pantai, penyewaan payung, hingga penyelenggara aktivitas wisata, mengalami penurunan kunjungan hingga 20% pada bulan Juli dibandingkan tahun sebelumnya.

Bahkan, tingkat hunian hotel tetap rendah meski memasuki Agustus, bulan yang biasanya menjadi puncak kunjungan wisatawan. Sejumlah aksi besar-besaran terjadi di kota-kota seperti Barcelona, Malaga, dan Palma de Mallorca, di mana massa membawa plang bertuliskan ‘Go Home!’ untuk menunjukkan penolakan terhadap turis.

Aksi tersebut menciptakan atmosfer yang tidak ramah bagi para pengunjung. Asosiasi Konsesi dan Operasi Layanan Sementara di Domain Publik Maritim-Terestrial Mallorca (ADOPUMA) menilai pesan-pesan yang tidak bertanggung jawab terhadap pariwisata sebagai penyebab utama turunnya jumlah wisatawan secara drastis.

Mereka mendesak pemerintah setempat agar segera mengambil tindakan guna meredakan sentimen anti-turis dan memastikan Mallorca tetap menjadi destinasi terjangkau, khususnya bagi wisatawan kelas menengah.

Presiden Asosiasi Hiburan dan Rekreasi Kepulauan Balearic, Miguel Perez-Marsa, mengungkapkan bahwa industri hiburan malam juga terdampak signifikan. Bar di wilayah tersebut mengalami penurunan jumlah pelanggan hingga 15%.

“Turis yang biasanya memilih Kepulauan Balearic kini beralih ke destinasi lain yang lebih murah seperti Kroasia,” ujarnya seperti yang dilansir Metro dari Diario AS.

Sementara itu, sektor restoran mencatat penurunan pendapatan rata-rata sebesar 15%. Hal itu juga dipicu oleh meningkatnya tren wisatawan yang memilih layanan katering mandiri selama berlibur.

Presiden divisi restoran di Konfederasi Asosiasi Bisnis Kepulauan Balearic, Juanmi Ferrer, menyebut bahwa wisatawan merasa khawatir bahkan takut oleh sikap agresif para pengunjuk rasa.

Kondisi makin diperburuk oleh aksi mogok karyawan maskapai Ryanair yang berlangsung beberapa kali dalam seminggu di 12 bandara Spanyol.

Meski situasi terlihat suram, beberapa pelaku industri tetap optimis. Mereka berpendapat bahwa mengejar kuantitas bukan lagi prioritas utama, melainkan bagaimana meningkatkan nilai dan keuntungan.

Salah satu pemilik bisnis di wilayah sana mengungkapkan bahwa kini para pemilik hotel mengubah strategi dengan mengutamakan margin keuntungan, meskipun jumlah tamu lebih sedikit.

“Lebih baik okupansi 85 persen tapi menghasilkan keuntungan lebih. Sebelumnya, rasanya tragis jika hotel tidak penuh 100 persen di bulan Agustus,” katanya.

Data dari Institut Statistik Balearic mencatat bahwa meskipun jumlah wisatawan menurun, rata-rata pengeluaran per orang justru naik 1% menjadi 1.403 euro (Rp 24 juta) di Mallorca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *