Maskapai Tegur OTA Nakal Karena Naikkan Harga Layanan

Posted on

Maskapai Ryanair merilis laporan terbaru yang mengungkap praktik nakal sejumlah online travel agent (OTA) dalam menaikkan biaya tambahan secara signifikan.

Melansir Euronews, Jumat (10/10/2025) laporan tersebut sekaligus menjadi peringatan bagi wisatawan agar lebih waspada terhadap jebakan harga yang tak terlihat saat memesan tiket secara online.

Dalam hasil yang dirilis, Ryanair menyoroti OTA seperti eDreams, Tix, dan Vola yang disebut-sebut menaikkan harga layanan tambahan seperti pemilihan kursi atau pembelian bagasi hingga 176% dari harga resmi yang ditetapkan maskapai.

Ryanair menempatkan eDreams sebagai OTA dengan praktik paling merugikan. Dalam laporan tersebut, eDreams diketahui menjual pilihan kursi seharga 15,67 euro (Rp 300 ribu), jauh lebih tinggi dibanding harga resmi Ryanair sebesar 5,67 euro (Rp 109 ribu). Artinya, ada selisih hingga 176%.

Tak hanya itu, biaya penambahan bagasi kabin 10 kg dikenakan sebesar 27,07 euro (Rp 523 ribu), padahal harga asli dari Ryanair hanya 12,99 euro (Rp 251 ribu). Ini berarti konsumen harus membayar 108% lebih mahal jika memesan melalui eDreams. Tix juga tercatat menjual kursi seharga 17,50 euro (Rp 338 ribu) dan mengenakan biaya 45,59 euro (Rp 882 ribu) untuk bagasi 20 kg. Kedua harga tersebut masing-masing lebih mahal 67% dan 40% dibanding tarif resmi.

Sementara itu, Vola diketahui mematok biaya 25 euro (Rp 482 ribu) untuk layanan boarding prioritas dan bagasi 10 kg. Jika dibandingkan dengan harga resmi Ryanair sebesar 17 euro (Rp 328 ribu) dan 16,99 euro (Rp 327 ribu), maka selisih harganya mencapai 47%.

Konsumen Dirugikan, Ryanair Minta Uni Eropa Bertindak

Perwakilan maskapai Ryanair, Dara Brady, mengecam praktik OTA tersebut dan mendesak Pemerintah Uni Eropa untuk segera turun tangan melindungi konsumen dari pembebanan biaya yang tidak masuk akal.

“Meskipun ada bukti nyata bahwa konsumen dirugikan, banyak pemerintah di Uni Eropa dan otoritas perlindungan konsumen, terutama Menteri Konsumen Spanyol yang tidak melakukan apa pun untuk menghentikan praktik menjual terlalu mahal ini,” ujar Brady.

Ia menambahkan bahwa kelalaian tersebut menyebabkan ribuan konsumen, khususnya di Spanyol, terus menjadi korban dari biaya tersembunyi saat melakukan pemesanan tiket melalui agen perjalanan daring. Brady pun menyerukan agar otoritas Uni Eropa segera mengambil tindakan tegas terhadap OTA yang terbukti melakukan penggelembungan harga.

“Pengenaan biaya tambahan yang bisa dihindari ini menjadi beban konsumen di seluruh Eropa,” tegasnya.

OTA memang sering menawarkan harga tiket dasar yang lebih murah daripada yang tersedia di situs resmi maskapai. Namun, banyak wisatawan tidak menyadari bahwa total biaya perjalanan bisa membengkak setelah menambahkan layanan seperti bagasi atau pemilihan kursi.

Sebuah analisis oleh organisasi konsumen Which? pada tahun 2023 mengungkapkan bahwa memesan melalui OTA bisa membuat wisatawan mengeluarkan biaya tambahan hingga 115 euro (Rp 2.224.000) dibanding jika mereka memesan langsung di situs maskapai. Studi tersebut melibatkan 28 pemeriksaan harga acak dari empat maskapai dan empat OTA.

Tipsnya, untuk menghindari biaya tambahan yang tak terduga, sejumlah maskapai telah mencantumkan daftar mitra resmi di situs mereka, termasuk agregator dan penyedia sistem distribusi global (GDS). Dengan begitu, konsumen bisa mengetahui saluran pemesanan mana yang aman dan sesuai harga resmi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *