Kereta cepat Whoosh sedang digoyang dugaan korupsi tindak pidana korupsi dalam bentuk penggelembungan anggaran atau mark up. Yuk, lihat lagi kronologi Whoosh sejak dirancang hingga kini.
Merujuk arsip berita detikcom, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah digagas di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Rencana proyek itu diwujudkan pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ide itu mulai direncanakan pada 2015 sebagai bagian dari proyek infrastruktur besar, dengan tujuan menghubungkan dua kota besar Jawa Barat secara efisien dan digadang-gadang mampu mengurangi waktu perjalanan yang sebelumnya bisa lebih dari tiga jam.
Pengadaan kereta cepat itu dimasukkan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui Perpres No. 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta dan Bandung. Status PSN itu memberi prioritas dalam pendanaan, perizinan, dan percepatan pembangunan.
Melansir dari situs resmi KCIC, pembangunan proyek Kereta Cepat Whoosh diperoleh dari dana pinjaman China Development Bank (75%). Sedangkan 25% merupakan setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) (60%) dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. (40%).
Pembangunan Whoosh dimulai sekitar 2016 oleh konsorsium Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Meskipun proyek ini sudah berjalan, pembangunan kereta cepat baru secara resmi masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Pada 2021, pemerintah menerbitkan Perpres No. 93 Tahun 2021 yang memperbarui Perpres 107/2015, menegaskan kembali status Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebagai PSN. Kemudian, muncul Keputusan Menteri Perhubungan No. KP 160 Tahun 2016, yang memberikan izin usaha penyelenggaraan prasarana kereta cepat kepada PT KCIC.
Selanjutnya, untuk mengatur operasional dan keselamatan kereta cepat, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 7 Tahun 2022, yang mencakup persyaratan teknis jalur dan sarana, sertifikasi sumber daya manusia, serta aturan penyelenggaraan kereta kecepatan tinggi di Indonesia.
Pembangunan kereta cepat itu ditargetkan selesai 2019, namun molor dan resmi beroperasi secara komersial pada 2 Oktober 2023 oleh Presiden ke-7 Joko Widodo di Stasiun Halim, Jakarta.
“Kereta cepat ini kita namakan Whoosh. Ini merupakan inspirasi dari suara yang melesat dari kereta berkecepatan tinggi dan Whoosh merupakan singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat,” ujar Presiden Jokowi pada 2 Oktober 2023, dikutip dari situs dephub.go.id.
Sebelumnya, nama resmi kereta cepat itu diumumkan sebagai Whoosh. Pengumuman dilakukan pada 21 September 2023 oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Whoosh merupakan singkatan dari “Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal”, yang juga terinspirasi dari suara lesatan kereta cepat. Whoosh beroperasi dalam lintasan sepanjang 142 km dengan kecepatan mencapai 350 km/jam.
Whoosh awalnya hanya beroperasi 14 kali dalam sehari dan kini sudah melayan sebanyak 62 jadwal per hari dengan headway 30 menit sekali. Jam operasional Kereta Cepat Whoosh adalah setiap hari mulai sekitar pukul 07.00 hingga 21.25 atau 21.05 WIB
Sejak beroperasi, Whoosh telah melayani lebih dari 10 juta penumpang hingga pertengahan 2025. Di tahun ini pula Whoosh diterpa dugaan tindak pidana korupsi dalam bentuk penggelembungan anggaran atau mark up.
Saat ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah melakukan penyelidikan dugaan korupsi itu. Sejatinya, penyelidikan telah dibuka KPK sejak awal 2025.
“Yang pasti tim masih terus melakukan giat-giat penyelidikan, masih terus menelusuri khususnya terkait dengan bagaimana peristiwa, adanya dugaan tindak pidana. Kita menelusuri ya, menemukan peristiwanya dulu. Jadi di proses penyelidikan ini kita masih berfokus di situ sehingga kegiatan-kegiatan penyelidikan masih terus dilakukan,” kata juru bicara KPK Budi Prasetyo kepada wartawan di gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (29/10).






