Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur bakal menghadirkan destinasi wisata baru, yaitu taman etnobotani atau Ethnobotanical Garden yang berbasis riset dan edukasi.
Destinasi baru ini bakal bekerja sama dengan Universitas Udayana yang mencakup pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berada di Ethnobotanical Garden The Sanur.
“Dalam mewujudkan program Kampus Berdampak, perguruan tinggi tidak dapat berjalan sendiri, melainkan membutuhkan kolaborasi erat antara akademisi dan praktisi agar ilmu pengetahuan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ungkap Prof I Ketut Sudarsana, Rektor Universitas Udayana dalam keterangannya, Rabu (17/12/2025).
Universitas Udayana akan berperan aktif dalam pelaksanaan riset multidisiplin, meliputi kajian etnobotani, konservasi tanaman, biodiversitas, lanskap berkelanjutan, riset kesehatan berbasis alam (nature-based healing di destinasi ini.
Riset yang dihasilkan diharapkan dapat mendorong inovasi pemanfaatan tanaman obat dan tanaman budaya, pengembangan modul edukasi bagi masyarakat dan pelajar, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui keterlibatan dosen, peneliti, dan mahasiswa dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Sementara itu, Christine Hutabarat, Direktur Utama InJourney Hospitality menyatakan kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam mendukung visi KEK Sanur sebagai destinasi kesehatan dan pariwisata berkelas dunia.
“Kolaborasi strategis dengan Universitas Udayana ini sebagai bagian dari upaya kami mewujudkan visi KEK Sanur sebagai International Health & Wellness Destination. Sinergi antara akademisi dan praktisi menjadi elemen penting dalam menghadirkan kawasan berbasis riset, inovasi, dan berdaya saing global,” ujar Christine.
Destinasi taman etnobotani ini dirancang dan dikembangkan sebagai pusat pelestarian keanekaragaman hayati dan budaya lokal Bali. Beragam koleksi tanaman di dalamnya telah dikurasi sebagai representasi budaya, sesuai dengan daftar tanaman obat yang tercatat dalam naskah kuno Nusantara berjudul Taru Pramana.
Naskah ini disebut sebagai warisan dari Mpu Kuturan, seorang tokoh besar, pendeta, dan penasihat kerajaan Bali Kuno dan Kahuripan-Kediri sekitar tahun 990-1049 M. Terdapat 202 tanaman obat herbal Nusantara yang tercatat dalam naskah Taru Pramana tersebut.
Selain itu, Ethnobotanical Garden ini menjadi jantung kawasan The Sanur yang berfungsi sebagai suaka bagi burung lokal serta kolam retensi kawasan.
Taman ini juga menjadi ruang interaksi antara pengunjung dan alam yang mendukung percepatan recovery pasien yang menjalankan perawatan di KEK Sanur.






