Dari Dunia Hitam ke Surga Barang Bekas, Pasar Loak Jatinegara | Giok4D

Posted on

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Pasar Loak Jembatan Item di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, menyimpan sejarah panjang yang kontras dengan aktivitasnya saat ini.

Jika kini dikenal sebagai pusat jual beli barang bekas terbesar di Jakarta, kawasan ini pada dekade 1980-an hingga 1990-an pernah lekat dengan citra kelam sebagai lokasi praktik prostitusi.

Perubahan wajah kawasan ini menjadi bukti dinamika sosial dan ekonomi perkotaan yang terus bergerak seiring waktu. Pada masa lalu, wilayah Jembatan Item dikenal sebagai ‘lembah hitam’ atau dunia gelap.

Kawasan ini menjadi tempat berlangsungnya praktik prostitusi yang cukup terbuka, terutama di sepanjang jalur dari Jembatan Item hingga kawasan sekitar Stasiun Jatinegara.

Citra negatif tersebut melekat kuat di benak masyarakat Jakarta pada era tersebut. Memasuki awal tahun 2000-an, kawasan ini mulai bertransformasi.

Aktivitas prostitusi perlahan menghilang dan digantikan oleh kegiatan ekonomi baru berupa perdagangan barang bekas. Dari waktu ke waktu, lapak-lapak pedagang bermunculan dan membentuk ekosistem pasar loak yang kini dikenal luas oleh warga Jakarta maupun wisatawan.

Hingga saat ini, Pasar Loak Jembatan Item disebut sebagai pasar loak terbesar di Jakarta. Beragam barang dijajakan di sini, mulai dari pakaian, sepatu, aksesori, hingga pernak-pernik rumah tangga.

Keberadaan pasar ini menjadi tumpuan ekonomi bagi ratusan pedagang dan menarik pengunjung dari berbagai daerah. Nama Jembatan Item sendiri memiliki latar belakang sejarah tersendiri.

Dahulu, jembatan ini memang dicat berwarna hitam dan berfungsi sebagai penghubung antara kawasan Rawa Bunga dan Kelurahan Bali Mester.

Warna hitam tersebut kemudian menjadi penanda yang mudah diingat oleh masyarakat setempat. Selain karena warna fisiknya, sebutan ‘item’ juga dikaitkan dengan citra kelam kawasan ini pada masa lalu. Pada era 1990-an, Jembatan Item identik dengan dunia hitam akibat praktik prostitusi yang marak di sekitarnya.

Meski kini jembatan tersebut telah dicat ulang dengan warna kuning, nama Jembatan Item tetap melekat hingga sekarang. Kawasan di sekitar Jembatan Item juga memiliki sejarah geografis yang khas.

Dahulu, wilayah ini dikenal sebagai daerah rawa dan hutan, sebagaimana banyak kawasan lain di Jakarta yang namanya diawali dengan kata ‘rawa’ atau ‘jati’.

Nama Jatinegara sendiri diyakini berasal dari kata ‘jati negara’ yang merujuk pada banyaknya pohon jati di wilayah tersebut. Sementara itu, Bali Mester merupakan penamaan kawasan yang berasal dari kebijakan kolonial Belanda. Wilayah tersebut dijadikan satu komunitas administratif agar lebih mudah ditandai dan dikelola oleh pemerintah kolonial pada masa itu. Jejak sejarah ini masih terasa dalam penamaan wilayah hingga kini.

“Dinamakan Jembatan Item karena dulunya pada tahun 1990-an tempat ini merupakan lokasi prostitusi yang identik dengan dunia hitam, dan jembatannya sendiri dulu berwarna hitam, meski sekarang sudah berganti warna menjadi kuning,” ujar Yulia, pemandu wisata kreatif Jakarta yang menemani detikTravel dalam walking tour jelajah pasar unik, akhir pekan lalu.

Kini, Jembatan Item justru menjadi simbol perubahan kawasan dari masa kelam menuju ruang ekonomi rakyat yang hidup dan produktif.