Ketika Kain Sasirangan Khas Tanah Laut Berhasil Pikat Warga Belgia

Posted on

Kain tradisional Sasirangan khas dari Tanah Laut, Kalimantan Selatan, mencuri perhatian publik Eropa dalam ajang Indonesia Creative Week di Belgia.

Ajang yang digelar di Antwerp Central Station untuk yang kedua kalinya itu menarik ratusan pengunjung yang mayoritas adalah masyarakat lokal Belgia. Acara tersebut turut dihadiri Duta Besar Republik Indonesia untuk Belgia, Andri Hadi bersama Ferial Hadi dari KBRI Brussels.

Pagelaran busana di salah satu stasiun kereta tercantik di dunia itu menjadi panggung diplomasi budaya Indonesia. Menggandeng delapan desainer dari berbagai negara, kain Sasirangan diolah menjadi karya fesyen kontemporer yang dapat diterima oleh masyarakat Eropa tanpa kehilangan identitas tradisionalnya.

Para desainer yang terlibat berasal dari Belgia, Belanda, Spanyol, dan Rwanda. Mereka menciptakan dialog kreatif lintas budaya melalui wastra Nusantara, terutama kain sasirangan.

Delapan desainer itu menciptakan desain orisinal berbasis kain Sasirangan yang ditampilkan langsung di runway. Ketua Dekranasda Kabupaten Tanah Laut, Hj. Dian Rahmat Trianto, menyebut ini sebagai tonggak penting bagi pengembangan kain Sasirangan ke tingkat global.

“Merupakan sebuah kehormatan dan kebanggaan besar bagi Dekranasda Tanah Laut untuk ambil bagian dalam Indonesia Creative Week Belgium di Central Station Antwerp yang bersejarah. Kehadiran kami menandai langkah penting dalam memperkenalkan Sasirangan Tanah Laut ke panggung kreatif global,” ujar dia, dikutip Senin (22/12/2025).

Selain mengenalkan kain Sasirangan, ditampilkan pula pertunjukan seni dari kelompok tari Dwi Mekar, yang menampilkan tarian tradisional sebagai tontonan budaya nan komplit.

Peragaan busana tersebut ditutup dengan penampilan khusus artis Belgia, Tinne Oltmans dari Flanders yang dikenal memiliki darah keturunan Indonesia.

Di hari kedua, Antwerp Central Station disulap menjadi platform budaya yang terbuka. Para pengunjung bisa menikmati makanan khas dari toko Kalimantan, rangkaian musik, pertunjukan seni, dan area marketplace.

Di stasiun itu, kain sasirangan dan kerajinan tangan dari UMKM Indonesia menjadi pusat perhatian pengunjung dan koleksi yang ditampilkan dapat dibeli langsung oleh siapa saja yang berminat.

Ada juga workshop membatik dan Sgrafitto, sesi tari Bali, sesi bermain Angklung serta workshop berkain yang mengajak para pengunjung untuk mempelajari cara mengenakan kain wastra Indonesia secara tradisional.

Selama dua hari penyelenggaraan, Indonesia Creative Week Belgium tidak hanya sekadar peragaan busana tradisional saja, tapi juga eksplorasi budaya dan kolaborasi internasional untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia.

“Indonesia Creative Week Belgium dimulai dari niat sederhana yaitu membawa Indonesia lebih dekat. Ini bukan sekadar tentang menampilkan karya, melainkan membuka percakapan, membangun koneksi, dan mempertemukan budaya dengan rasa saling menghargai. Kami ingin menghadirkan kreativitas Indonesia dengan cara yang membumi, manusiawi, dan relevan,” tutup Irin Puspasari, Founder Native Indonesia. ketika