PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah membangun jembatan satwa di sekitar Tol IKN Seksi 3B Segmen KKT Kariangau-Simpang Tempadung, Kalimantan Timur. Jembatan itu dirancang sebagai jalur perlintasan bagi satwa liar yang hidup di kawasan hutan lindung, dengan tujuan menjaga konektivitas ekosistem di tengah pembangunan infrastruktur.
Proyek senilai Rp2,6 triliun ini tidak hanya fokus pada konektivitas manusia, tetapi juga memastikan kelangsungan hidup satwa endemik yang telah lama mendiami hutan Kalimantan.
“Jembatan ini menyambungkan bukit ke bukit, yang selama ini menjadi koridor hidup bagi hewan-hewan seperti macan dahan, bekantan, beruang madu, hingga orang utan,” ujar Ermy Puspa Yunita, Corporate Secretary Waskita Karya, dilansir detikfinance.
Jembatan sepanjang 81,6 meter ini berdiri sebagai solusi konkret untuk mengatasi fragmentasi habitat yang disebabkan oleh pembangunan infrastruktur. Tepatnya di kawasan hutan lindung Sungai Wein, yang menjadi salah satu benteng terakhir keanekaragaman hayati Kalimantan.
Yang unik, jembatan satwa ini bukan berupa struktur biasa. Ia dibentuk dari dua lintasan menyerupai terowongan yang ditimbun tanah, menciptakan jalur alami yang akrab bagi hewan-hewan liar. Waskita menyebut menggunakan timbunan ringan berupa mortar busa untuk menggantikan tanah, demi menjaga struktur namun tetap ramah lingkungan.
“Waskita menyadari bahwa bukan hanya manusia yang butuh jalan aman. Hewan pun butuh ruang aman untuk hidup dan bermigrasi. Maka dari itu, kami bangga bisa ikut menjaga keseimbangan alam lewat infrastruktur ini,” tambah Ermy.
Tantangan tak sedikit. Lokasi proyek yang berhimpitan langsung dengan kawasan hutan lindung menuntut kehati-hatian ekstra. Segala proses konstruksi dirancang agar tidak mengganggu pola hidup satwa liar yang sudah terbentuk sejak lama.
Namun, Waskita tetap optimis. Proyek ini ditargetkan rampung pada Agustus tahun depan, dan akan menjadi bagian penting dari jaringan hijau yang memungkinkan manusia dan satwa hidup berdampingan.
Dengan pengalaman lebih dari enam dekade, Waskita membuktikan bahwa membangun masa depan tidak harus mengorbankan alam. Jembatan satwa ini bukan sekadar struktur beton-ia adalah simbol komitmen, bahwa pembangunan sejati adalah pembangunan yang melindungi seluruh makhluk hidup.