Penurunan Tajam Jumlah Wisatawan Asing ke AS, Apa Penyebabnya?

Posted on

Sejak Donald Trump kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), jumlah wisatawan asing yang datang ke Negeri Paman Sam anjlok. Kebijakan imigrasi yang ketat dan aturan perjalanan baru diyakini menjadi penyebab utama.

Menurut data dari Administrasi Perdagangan Internasional mencatat penurunan kunjungan internasional ke Amerika Serikat sebesar 2,4% pada Februari 2025 dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya. Namun, yang mengejutkan, angka itu merosot tajam menjadi 11,6% pada Maret.

Dilansir dari The News International, Rabu (30/4/2025) para ahli meyakini karena kebijakan imigrasi dan perdagangan dari Trump menjadi penyebab utama menurunnya minat wisatawan asing. Keadaan semakin memburuk saat pemerintah memperkenalkan aturan baru yang juga berdampak pada pemegang Green Card.

Salah satu yang terdampak oleh kebijakan itu adalah Mahmood Khalil. Kisahnya menjadi simbol bahwa mengunjungi AS kini tidak semudah dulu.

Khalil adalah lulusan Universitas Columbia yang menjadi pemimpin protes pro-Palestina di kampus tersebut. Dia ditangkap pada 8 Maret oleh agen imigrasi. Setelah diciduk, pejabat imigrasi mengatakan bahwa mereka berusaha untuk mendeportasinya berdasarkan ketentuan hukum federal yang dimiliki Menteri Luar Negeri AS.

Padahal tahun lalu, Departemen Perdagangan Amerika Serikat memproyeksikan pertumbuhan 9% untuk perjalanan internasional. Kini, tampaknya target itu sulit diraih. Data terbaru menunjukkan terjadi penurunan tajam pada perjalanan internasional.

Beberapa negara Eropa Barat seperti Inggris, Spanyol, dan Jerman telah mengimbau warganya untuk menunda perjalanan ke AS. Kunjungan wisatawan dari negara-negara itu ke AS turun 17,2% pada Maret.

Penurunan yang lebih tajam terjadi dari kawasan Karibia dan Amerika Tengah. Penurunan mencapai 26%, sedangkan dari Afrika tercatat penurunan sebesar 12,4%.

Namun, di sisi lain jumlah pengunjung dari Timur Tengah justru naik 17,7%, dan dari Eropa Timur meningkat sedikit sebesar 1,5%.

Meski begitu, peningkatan tersebut belum mampu menutupi kerugian secara keseluruhan.

Menurut Goldman Sachs, penurunan wisatawan itu bisa berdampak besar pada perekonomian Amerika Serikat dengan potensi kerugian mencapai USD 90 miliar (sekitar RP 1,4 triliun). Kerugian itu tak hanya dari tiket pesawat atau kamar hotel yang kosong, tapi juga dari restoran, taman hiburan, dan berbagai sektor lain yang bergantung pada kedatangan turis.

Sementara itu para wisatawan mulai memilih destinasi baru seperti Eropa yang kembali menjadi tujuan favorit, dengan permintaan penyewaan rumah yang meningkat tajam. Wilayah Bermuda juga semakin populer, khususnya di kalangan wisatawan asal Kanada dan Jepang pun ikut merasakan lonjakan wisatawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *