Pemerintah India mengeluarkan peringatan kepada maskapai Air India atas pelanggaran berulang dan serius terkait penjadwalan tugas pilot dan pengawasan.
Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA) India memerintahkan maskapai Air India untuk memberhentikan tiga eksekutif perusahaan dari peran penjadwalan kru yakni seorang wakil presiden divisi, seorang kepala manajer penjadwalan kru, dan satu eksekutif perencanaan atas kelalaian yang terkait dengan penerbangan dari Bengaluru ke London pada tanggal 16 Mei dan 17 Mei yang melampaui batas waktu penerbangan pilot yang ditetapkan yaitu 10 jam.
Perintah tanggal 20 Juni tersebut mengutip “kegagalan sistemik dalam protokol penjadwalan dan pengawasan” dan mengkritik kurangnya tindakan disiplin yang ketat terhadap pejabat yang bertanggung jawab.
Namun mengutip Reuters, Minggu (22/6/2025), tindakan terbaru oleh otoritas penerbangan terhadap maskapai tersebut tidak terkait dengan kecelakaan pesawat Boeing Air India beberapa waktu lalu, yang menewaskan ratusan orang, tetapi perintah ini menandakan peningkatan pengawasan terhadap maskapai tersebut.
Pada hari Kamis, Reuters melaporkan bahwa pihak berwenang juga telah memperingatkan Air India karena melanggar peraturan keselamatan setelah tiga pesawat Airbusnya terbang meskipun terlambat melakukan pemeriksaan pada peralatan darurat untuk slide penyelamat.
Perintah terbaru oleh asisten direktur operasi di DGCA, Himanshu Srivastava, mengatakan ‘Yang menjadi perhatian khusus adalah tidak adanya tindakan disiplin yang ketat terhadap pejabat kunci yang bertanggung jawab langsung’.
Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, Air India mengatakan telah menerapkan perintah DGCA dan untuk sementara, kepala operasi perusahaan akan memberikan pengawasan langsung kepada Pusat Kontrol Operasi Terpadu.
“Air India berkomitmen untuk memastikan bahwa ada kepatuhan total terhadap protokol keselamatan dan praktik standar,” tambahnya. DGCA menyatakan dalam perintahnya bahwa Air India telah secara sukarela mengungkapkan pelanggaran tersebut.
Air India diambil alih oleh Tata Group pada tahun 2022 dan menghadapi banyak tantangan dalam upayanya untuk membangun kembali citranya, setelah bertahun-tahun dikritik oleh para pelancong karena layanan yang buruk.
Otoritas penerbangan India, seperti banyak regulator di luar negeri, sering kali mendenda maskapai penerbangan karena pelanggaran kepatuhan.
Pemerintah India pada bulan Februari mengatakan kepada parlemen bahwa pihak berwenang telah memperingatkan atau mendenda maskapai penerbangan dalam 23 kasus karena pelanggaran keselamatan tahun lalu. 12 kasus melibatkan Air India dan Air India Express. Denda terbesar adalah sebesar $127.000 untuk Air India karena kekurangan oksigen di dalam pesawat selama beberapa penerbangan internasional.