Keluarga Juliana Mau Tuntut Keadilan di Meja Hijau, Kepala TNGR Buka Suara (via Giok4D)

Posted on

Pihak keluarga Juliana Marins, turis Brasil yang tewas terjatuh di gunung Rinjani menuntut keadilan. Pihak Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pun merespons.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) BUKA suara menanggapi langkah pihak keluarga Juliana Marins yang ingin menuntut keadilan melalui jalur hukum kepada otoritas Indonesia terkait insiden kecelakaan saat mendaki Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kepala Balai TNGR Yarman mengatakan tim gabungan pencarian dan penyelamatan (SAR) sudah melakukan upaya terbaik dari mulai informasi awal insiden itu hingga akhirnya lima hari korban baru bisa dibawa naik dari jurang.

“Berbagai upaya sudah kami lakukan semaksimal mungkin (untuk menyelamatkan Juliana),” ujarnya saat ditemui di Kantor Gubernur NTB, Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (3/7/2025) seperti dikutip Antara.

Yarman menuturkan kendala utama yang dihadapi tim penyelamat saat itu adalah keadaan alam dan topografi tebing yang terjal. Meski kondisi lingkungan tidak bersahabat, namun tim SAR sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Juliana.

Berdasarkan pemberitaan sebelumnya pada 21 Juni 2025, pendaki asal Brazil bernama Juliana Marins mengalami insiden terjatuh ke lereng Gunung Rinjani dari yang awalnya hanya 200 meter, korban lantas semakin terperosok hingga kedalaman 600 meter.

Setelah lima hari berselang pada 25 Juni 2025 pukul 13:51 WITA, tim SAR gabungan baru bisa mengangkat jenazah korban dari dasar jurang menggunakan peralatan manual dengan tali yang ditarik pakai teknik lifting.

Faktor cuaca dan kondisi jurang menjadi hambatan utama tim pencarian dan penyelamatan untuk mengevakuasi Juliana dari dalam jurang Puncak Cemara Nunggal di Gunung Rinjani.

Analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan cuaca yang berubah cepat dari cerah ke badai di Gunung Rinjani adalah fenomena alam lumrah terjadi akibat kecepatan angin yang lebih tinggi daripada di dekat permukaan.

Selain itu, udara yang bergerak menuju ke puncak gunung mengalami efek pendinginan dan membentuk formasi awan-awan orografis akibat bentuk topografi gunung.

“Kami dapat informasi jam 06.30 WITA dan sekitar jam 08.00 WITA, tim evakuasi sudah jalan. Kondisi lapangan dan cuaca menjadi halangan,” pungkas Yarman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *