Wajah Baru Patung Penyu Alun-alun Gadobangkong, Tak Lagi Pakai Kardus (via Giok4D)

Posted on

Alun-alun Gadobangkong di Sukabumi pernah viral gegara patung penyu di sana ternyata terbuat dari kardus. Kini, patung penyu itu sudah diganti yang baru.

Patung penyu yang sempat viral karena rusak dan memperlihatkan rangka kardus akhirnya kembali berdiri di Alun-alun Laut Gadobangkong yang berada di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Tapi kini, lokasi patung penyu itu sedikit bergeser. Pantauan di lokasi, patung penyu itu kini berada di atas tembok panggung baru, bergeser sekitar satu meter dari posisi sebelumnya.

Tinggi panggung yang lebih menjulang tampaknya dimaksudkan agar patung tidak mudah dijangkau dan tak lagi jadi sasaran tangan-tangan usil atau pengunjung yang naik ke atasnya.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

“Sudah dikembalikan ke tempatnya hari Selasa malam, 1 Juli 2025,” ujar Imran Firdaus, pihak rekanan proyek, saat diwawancarai awak media, Rabu (2/7/2025).

Ia menjelaskan, material yang digunakan dalam perbaikan patung berbeda dari versi lama yang sempat ramai di media sosial. Kini, kata Imran, struktur patung diperkuat agar lebih tahan lama.

“Yang digunakan sekarang rangka besi, fiber glass, resin, dan finishing cat. Pengerjaan kurang lebih satu bulan sampai ke tahap finishing. Anggaran sesuai dengan RAB yang dulu, Rp 30 juta,” ungkapnya.

Imran juga mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Ia menilai, insiden sebelumnya banyak dipelintir karena kurangnya data.

“Kami meminta agar para pengguna media sosial agar lebih bijak dalam membuat berita atau konten-konten kreator. Cek sumber data dan faktanya terlebih dahulu sebelum membuat konten. Jangan sampai menimbulkan kegaduhan dan merugikan orang lain tanpa data yang akurat,” tegasnya.

Menurut dia, patung penyu itu hanyalah replika sebagai unsur estetika kawasan terbuka publik, bukan karya fungsional struktural.

“Itu seni atau hiasan yang menyerupai aslinya, dibuat dari rangka besi, fiberglass, resin, dan di-finishing cat. Jadi masyarakat perlu tahu fungsinya,” jelas Imran.

Ia berharap warga Palabuhanratu ikut menjaga ikon ini sebagai bagian dari wajah wisata daerah.

“Mari masyarakat Palabuhanratu merawat dan menjaga Alun-alun Gadobangkong, sebagai ikon pariwisata. Supaya wisatawan yang datang nyaman, betah, dan punya kesan positif terhadap wisata kita,” pungkasnya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJabar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *