Ahli forensik Reginaldo Franklin Pereira dari Kepolisian Sipil Rio mengumumkan hasil autopsi jenazah Juliana Marins, 27, berdasarkan entomologi. Dia menyatakan wisatawan asal Brasil itu meninggal dunia setelah 32 jam usai jatuh pertama kali.
Dikutip dari CNN Brasil, Minggu (13/7/2025), jenazah diautopsi kedua di Instituto Medico Legal (IML) Afranio Peixoto, Rio de Janeiro, Kamis (10/7). Autopsi ulang dilakukan setelah keluarga mencurigai ada unsur kelalaian oleh penanggung jawab perjalanan wisata dan otoritas di Indonesia dalam pendakian di Gunung Rinjani.
Autopsi pertama dilakukan di RSUD Bali Mandara pada Jumat, 26 Juni 2025. Juliana, yang memulai pendakian pada 20 Juni melalui jalur Sembalun, terperosok ke jurang Gunung Rinjani pada 21 Juni. Jenazahnya dievakuasi dari kedalaman 600 meter jurang arah Danau Segara Anak oleh Tim SAR Terpadu lima hari kemudian 25 Juni.
Reginaldo mengatakan Juliana meninggal dengan proses yang menyakitkan. Berdasarkan pemeriksaan entomologi (studi tentang larva), para ahli forensik Brasil menyimpulkan bahwa Juliana kemungkinan bertahan hidup hingga 32 jam setelah jatuh pertama kali.
Reginaldo menyebut timnya menemukan larva di kulit kepala dan area dada Juliana. Identifikasi larva itu menjadi penemuan krusial dan memungkinkan mereka memperkirakan waktu kematian.
Larva-larva tersebut dibawa ke laboratorium khusus untuk dianalisis tahap perkembangannya. Dari studi ini, para ahli dapat menghitung interval antara insiden jatuh dan kematian Juliana, yang mengarah pada perkiraan 32 jam waktu bertahan hidup.
Meninggal Dunia 15 Menit Setelah Jatuh
Sebelum autopsi dengan entomologi itu diumumkan, media berbasis di Brasil O Globo melaporkan hasil autopsi jenazah menunjukkan Juliana meninggal dunia 15 menit setelah jatuh.
Keluarga Juliana di Di Rio de Janeiro tidak terima dengan kabar hasil autopsi yang justru didapatkan dari media, bukan dari dokter atau rumah sakit yang bersangkutan.
“Keluarga tidak menerima apa pun. Kami justru tahu dari media,” kata kakak Juliana, Mariana Marins, kepada TV Globo.
Menurut kakak Juliana itu, hasil autopsi seharusnya diumumkan dalam jumpa pers resmi bersama pengacara dan tim forensik keluarga pada Jumat (11/7) waktu setempat. Dia mengatakan hasil autopsi malah bocor lebih dahulu dan diberitakan lewat media massa.
Kepolisian Rio de Janeiro membantah telah menyebarkan isi autopsi itu. Mereka menegaskan hasil autopsi hanya dibahas dalam pertemuan tertutup bersama perwakilan keluarga.
Hasil Forensik di Indonesia
Dokter Spesialis Forensik Rumah Sakit Bali Mandara, Ida Bagus Putu Alit, mengatakan hasil autopsi menunjukkan Juliana meninggal dunia sekitar 20 menit setelah jatuh.
Alit menyebut Juliana meninggal dunia karena mengalami benturan keras bukan karena hipotermia. Ia mengalami luka paling parah di bagian dada.