Percakapan ‘Saklar BBM Dimatikan’ Pilot Air India 171 Sebelum Kecelakaan

Posted on

Air India dengan nomor penerbangan 171 mengalami kecelakaan penerbangan paling mematikan sedunia dalam satu dekade pada 12 Juni. Percakapan terakhir dua pilot terungkap.

Hanya 32 detik setelah lepas landas dari Ahmedabad, India, pesawat Boeing 787 Dreamliner tujuan London jatuh itu di area pemukiman dan terbakar. Dari 242 orang di dalamnya, hanya satu orang yang selamat, sementara 19 lainnya tewas di darat.

Setelah penyelidikan panjang, sebuah laporan awal akhirnya dirilis pekan lalu. Laporan dari Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) mengungkap hanya tiga detik setelah lepas landas, sakelar kontrol bahan bakar pesawat dimatikan, seperti dikutip dari ABC Australia pada Senin (14/7).

Hal ini tiba-tiba menghentikan semua pasokan bahan bakar ke pesawat. Segera, pesawat mulai kehilangan daya dorong (gaya yang menggerakkan pesawat di udara) dan ketinggian.

Rekaman CCTV bandara menunjukkan sumber energi cadangan yang disebut turbin udara ram kemudian diaktifkan, yang mengindikasikan hilangnya daya dari mesin. Beberapa detik kemudian, sakelar kontrol bahan bakar dihidupkan kembali. Tapi sudah terlambat.

Di saat-saat terakhir penerbangan, seorang pilot terdengar di perekam suara kokpit, bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia mematikan bahan bakar. Pilot lainnya menjawab bahwa ia “tidak melakukannya”. Tepat sebelum kecelakaan, seorang pilot mengirimkan pesan “MAYDAY MAYDAY MAYDAY”.

Laporan tersebut tidak menjelaskan pernyataan mana yang diucapkan oleh kopilot dan mana yang diucapkan oleh kapten. Menurut laporan tersebut, rekaman audio selama dua jam penuh berhasil ditemukan dari kotak hitam pesawat, termasuk dari “peristiwa tersebut”.

Pilot yang memimpin adalah Sumeet Sabharwal. Pria berusia 56 tahun itu memiliki 15.638 jam terbang dan juga seorang instruktur Air India, menurut pemerintah India. Kopilotnya adalah Clive Kunder, 32 tahun, yang memiliki 3.403 jam terbang.

Mereka berdua telah terbang selama 9.000 jam dengan Boeing 787. Sebelum berangkat, mereka berdua memiliki ‘waktu istirahat yang cukup’, menurut laporan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *