Pemerintah Provinsi Chonburi meningkatkan kewaspadaan menyusul bentrokan mematikan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja. Pejabat setempat mengimbau operator hotel, pemilik toko, dan warga di Pattaya untuk waspada.
Dikutip dari Pattaya Mail, Senin (28/7/2025), bentrokan itu telah menewaskan sedikitnya 15 orang dan membuat lebih dari 130.000 warga sipil mengungsi. Sebagai respons atas eskalasi kekerasan tersebut, pemerintah Chonburi mengeluarkan surat perintah darurat tertanggal 24 Juli 2025.
Dalam perintah tersebut, kepala pemerintahan lokal, di tingkat kabupaten/kota dan lebih rendah lagi diminta untuk memperketat pengawasan dan protokol keamanan. Mulai dari gedung pemerintahan, tempat ibadah, pusat ekonomi, kawasan industri, depo minyak, terminal transportasi, bandara, pelabuhan, pusat perbelanjaan, hingga destinasi wisata utama termasuk Pattaya untuk mencegah dampak negatif terhadap citra pariwisata provinsi.
Pemerintah daerah juga diminta untuk memeriksa sistem CCTV dan memastikan seluruh peralatan komunikasi berfungsi dengan baik. Rencana tanggap darurat harus siap diaktifkan setiap saat.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Para pejabat lokal mengimbau operator hotel, pemilik toko, dan warga di Pattaya untuk tetap waspada dan segera melaporkan aktivitas mencurigakan.
Kerja sama dari sektor swasta juga diminta, termasuk hotel, pelaku usaha, restoran, pengecer pupuk dan bahan kimia, penyedia material bangunan, dan mal. Jaringan warga setempat turut diminta berperan aktif melaporkan individu atau kegiatan mencurigakan yang diduga terkait dengan potensi tindakan kekerasan.
Wisatawan Diimbau untuk Tenang-Tak Sebar Hoax
Masyarakat dan wisatawan diminta tetap tenang, mengikuti informasi dari sumber resmi, dan tidak menyebarkan kabar yang belum terverifikasi agar tidak menimbulkan kepanikan atau memperkeruh suasana.
Pihak berwenang juga mengingatkan warga untuk waspada terhadap orang asing yang masuk ke lingkungan mereka, karena ada kemungkinan pihak-pihak tertentu mencoba memanfaatkan situasi krisis ini untuk melakukan tindak kriminal.