Walau sering melanglang buana ke luar negeri, bagi Rifat Sungkar pelayanan dan keramah-tamahan di Indonesia tetap yang terbaik. Hanya saja, ada beberapa hal yang harus ditingkatkan, baik oleh pengsuaha wisata atau pun pemerintah Indonesia.
“Aku suka banget pariwisata Indonesia, tapi standarisasi terhadap pelayanan di setiap tempat pariwisata itu harus banget ditegakkan. Hospitality orang Indonesia itu luar biasa bagus, tapi terlalu banyak oknum yang memanfaatkan pendekatan terhadap wisata-wisata dan wisatawan. Karena kalau ada ‘luka’ di wisatawan, ceritanya itu sedunia tahu,” kata Rifat Sungkar kepada detiktravel pada hari Minggu (25/8/2025).
kemudian, Rifat memberikan contoh langsung saat rombongan, termasuk detiktravel, berada di kawasan Pura Uluwatu, Bali. Dia menilai warung-warung UMKM di kawasan wisata tersebut ramai, namun etalase warung itu terlalu biasa. Dia menyarankan ada standardisasi dalam pengelolaan pariwisata supaya makin ciamik.
“Tentang standardisasi warung-warung gitu ya (warung yang berada di kawasan Pura Uluwatu) itu pendapatannya sehari bisa jutaan kan? Tapi kenapa warung-warungnya enggak bisa dibentuk impresif gitu,” kata dia.
Rifat membeberkan pembanding. Dia mencontohkan bagaimana kondisi bandara di Indonesia dulu ‘hanya begitu saja’ atau biasa saja namun sejak dikelola oleh InJourney, bandara-bandara utama di Indonesia bisa lebih cantik.
“Airport Indonesia itu selama bertahun-tahun gitu-gitu aja ya. Sekarang dipegang InJourney nih baru wah, gitu kan. Tapi berubahnya itu arahnya Indonesia banget, bukan arah internasional. Indonesia yang keren, premium Indonesia gitu. Nah, destinasi-destinasi yang memang punya grade gitu, harusnya udah ada grade seperti itu,” kata dia.
Sorotan selanjutnya bagi Rifat terhadap pariwisata Indonesia adalah kebersihan toilet. Selain hospitality, kebersihan toilet juga sangat penting dalam kenyamanan berwisata.
“Standardisasi kayak toilet. Orang itu datang ke sini karena admire tentang keindahannya. Tapi ingat, hospitality itu sangat amat penting. Kalau masalah pilihan hotel yang mau bintang satu bintang lima itu kan tergantung budget ya. Tapi kalau impresi orang terhadap Indonesia sendiri kan bukan tergantung budget, tergantung edukasinya dan standardisasinya. Itu sih yang di harus dibereskan,” ujar dia.
Rifat juga menyoroti bahwa harga tiket pesawat di Indonesia. Penting sekali peran pemerintah dalam mengontrol harga supaya tak ada momen ‘aji mumpung’.
“Saya punya beberapa saran nih terkait pariwisata kita, yang pertama yaitu tiket pesawat yang harus lebih affordable. Nomor dua adalah fasilitas publik yang tadi saya bilang toilet dan warung-warung. Nomor tiga adalah kontrol harga, jangan aji mumpung sama situasi,” katanya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Di tengah era sosial media ini, Rifat salut dengan pelaku wisata yang memanfaatkan sosmed dalam memperkenalkan wisata daerah. Namun tetap, para kreator lokal harus diwadahi dan difasilitasi supaya konten yang dibangun tak sekedar untuk konten saja.
“Pemandu wisata di Indonesia sekarang udah pintar-pintar. Yang dari desa pun itu mereka udah bisa jadi KOL di masing-masing daerah dan sudah sangat banyak saya ketemu mereka-mereka itu yang mendapatkan in-come bukan dari pemandu wisatanya, tapi dari hasil karya sosial medianya. Mereka itu harus diwadahin karena dia adalah agen yang paling penting di lokasi,” ujar dia.