Industri pariwisata Thailand, khususnya di Pattaya menunjukkan tren pemulihan yang positif. Namun masih dibayangi berbagai tantangan mendasar yang belum sepenuhnya teratasi.
Dikutip dari Pattaya Mail, Selasa (26/8/2025) dalam evaluasi terbaru, terungkap meski momen libur panjang berlangsung, sejumlah destinasi populer di Pattaya tidak seramai yang diperkirakan.
Jumlah wisatawan dari Eropa dan China yang selama ini menjadi pasar utama mengalami penurunan cukup signifikan. Sebaliknya, wisatawan dari kawasan Asia, terutama asal Malaysia dan India, justru menunjukkan peningkatan dan kini menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor pariwisata kota tersebut tahun ini.
Melihat perubahan tren kunjungan ini, Pemerintah Thailand bergerak cepat dengan meluncurkan berbagai program stimulus pariwisata. Salah satunya adalah kampanye ‘Beli Tiket Pesawat Internasional, Gratis Tiket Pesawat Domestik Thailand’ yang didukung anggaran lebih dari 700 juta baht (Rp 315 miliar).
Program tersebut memberikan tiket penerbangan domestik gratis bagi turis asing yang datang ke Thailand dengan syarat tertentu, sebagai upaya mendorong belanja wisatawan serta menyebarkan pemasukan pariwisata ke kota-kota di luar destinasi utama.
Tak hanya itu, Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) turut menjalankan strategi ‘Pariwisata Kota Sekunder’ yang bekerja sama dengan 12 lembaga pemerintah lainnya. Strategi itu menargetkan pendapatan minimal 360 miliar baht atau kira-kira Rp 162 triliun, yang diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat lokal serta mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas.
Untuk tahun 2025, TAT juga telah menyiapkan rencana stimulus ekonomi dengan alokasi anggaran sebesar 3,96 miliar baht atau Rp 1,78 triliun yang tersebar dalam tujuh proyek utama. Targetnya adalah menghasilkan lebih dari 200 miliar baht (Rp 90 triliun) dalam sektor pendapatan pariwisata serta membuka lebih dari 220 ribu lapangan kerja di berbagai wilayah Thailand.
Namun di balik berbagai langkah ambisius tersebut, Pattaya masih harus menghadapi sejumlah persoalan pelik. Ketimpangan infrastruktur, kualitas layanan yang belum merata, hingga pola perjalanan wisatawan internasional yang terus berubah menjadi tantangan tersendiri dalam upaya mempertahankan reputasi Pattaya sebagai destinasi wisata unggulan.
Sejumlah ahli menilai bahwa meski program insentif pemerintah dapat meningkatkan jumlah kunjungan secara statistik, keberlanjutan sektor pariwisata tetap bergantung pada kualitas pengalaman wisatawan, perbaikan sistem transportasi, serta tata kelola perkotaan yang lebih baik.
Hingga saat ini, Pattaya masih menjadi magnet bagi wisatawan asal Asia. Namun, untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang, kota itu perlu segera menyelesaikan berbagai persoalan mendasar yang mengganggu kelancaran dan kenyamanan wisatawan selama berkunjung.
Seperti lagu lama yang kerap terjadi di kawasan itu, banyak sekali kasus-kasus kriminal seperti pencopetan yang dialami wisatawan saat berada di kawasan malam wilayah tersebut.