Arab Saudi bakal mengizinkan penjualan alkohol di tempat wisata. Bakal ada 600 zona wisata penjualan alkohol pada 2026.
Dikutip dari Cairo Scene pada Selasa (27/5/2025), langkah itu merupakan bagian dari inisiatif Visi 2030 Kerajaan Saudi. Tujuannya, mendiversifikasi ekonomi dan meningkatkan pariwisata internasional menjelang acara-acara besar seperti World Expo 2030 dan Piala Dunia FIFA 2034.
Berdasarkan peraturan baru, anggur, bir, dan sari buah apel akan tersedia secara eksklusif di tempat-tempat berlisensi seperti hotel bintang lima, resor mewah, dan kompleks ekspatriat. Minuman beralkohol yang kadar alkoholnya melebihi 20% tetap dilarang.
Konsumsi publik, penjualan eceran, dan kepemilikan pribadi di luar tempat-tempat ini akan terus dilarang.
Kebijakan itu dirancang untuk menarik wisatawan internasional yang terbiasa dengan ketersediaan alkohol di lingkungan perhotelan. Arab Saudi ingin menyelaraskan negara-negara Teluk tetangga seperti UEA dan Bahrain, di mana penjualan alkohol yang diatur telah terintegrasi ke dalam sektor pariwisata.
Kebijakan itu diatur dengan ketat, tempat-tempat berlisensi diharuskan untuk mematuhi pedoman untuk memastikan layanan yang bertanggung jawab dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam.
Pemerintah menekankan bahwa reformasi tersebut adalah upaya penyeimbangan modernisasi dengan pelestarian budaya, menawarkan pengalaman yang lebih inklusif bagi pengunjung internasional tanpa mengorbankan identitas Kerajaan.
Pada 2020, UEA merombak dan melonggarkan sejumlah aturan di negara itu. Mulai dari dibolehkannya pasangan belum menikah untuk tinggal bersama, pelonggaran pembatasan alkohol, dan mengkriminalkan apa yang disebut pembunuhan demi kehormatan.
Dilansir AP News pada Minggu (7/11) maraknya kehidupan masyarakat yang menjunjung kebebasan pribadi membuat UEA menjadi tujuan para turis.
Reformasi itu bertujuan untuk meningkatkan status ekonomi dan sosial negara, serta mengkonsolidasikan prinsip toleransi di UEA.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.