Presiden The Asian Federation of Exhibition and Convention Associations (AFECA) menyebut Asia kini diperhitungkan jadi kekuatan baru di industri pameran global.
Presiden AFECA, Dato’ Vincent Lim menyoroti pergeseran global yang kini menempatkan Asia sebagai kekuatan utama baru dalam industri pameran dan konvensi dunia.
“Asia bukan lagi pengikut-Asia kini memimpin dunia. Tahun 2024 menjadi tonggak sejarah ketika Asia menjadi kawasan dengan ruang pameran terbesar di dunia, melampaui Eropa dan Amerika Serikat. A20 menjadi wadah bagi suara kolektif Asia untuk bersatu dan membangun masa depan industri ini dengan kejelasan dan tujuan bersama,” ungkap Dato Vincent, seperti dikutip The Star, Senin (10/11/2025).
Suksesnya pameran kelas dunia seperti World Expo 2025 di Osaka, Jepang menjadi salah satu indikatornya. Tak hanya Osaka, kota-kota lain di benua Asia juga makin dilirik untuk menggelar event berkelas dunia lainnya.
Ketua Indonesia Congress and Convention Association (INCCA), Iqbal Alan Abdullah menambahkan industri MICE di Asia bisa makin berkembang lebih maju lagi dari 30-40 tahun sebelumnya, bahkan bisa lebih berkembang pesat mengimbangi dominasi Eropa dan Amerika selama ini.
“Tahun 2024 lalu kita happy melihat Bali naik ke ranking 38 kota penyelenggara meeting international menurut ICCA, kita bisa dorong lagi ke 10 besar, begitu juga Jakarta, Yogyakarta, Batam, Medan dan lainnya harus bisa naik lagi,” sambung Iqbal.
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata RI, Ni Luh Puspa, menilai industri event memang cukup strategis dalam menggerakkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Event dan pariwisata saling terhubung. Keduanya mendorong pergerakan wisatawan, menggerakkan ekonomi masyarakat, dan membuka peluang bagi UMKM. Ekosistem event bukan hanya panggung pertunjukan, tapi juga mesin penggerak ekonomi kreatif bangsa,” kata dia.






