Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati bakal diguyur uang sebesar Rp 100 Miliar. Buat apa saja?
Bandara Kertajati bakal mendapat dukungan finansial dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bandara di Majalengka itu akan menerima penyertaan modal daerah (PMD) sebesar Rp100 miliar pada tahun anggaran 2026 mendatang.
Guyuran dana itu untuk memperkuat operasional dan menarik lebih banyak penerbangan komersial. Komisaris PT BIJB, Dedi Taufik, menjelaskan dana tersebut merupakan hasil penyesuaian dari usulan awal yang jauh lebih besar, yakni Rp269 miliar.
Usulan itu kemudian dikaji ulang menyesuaikan kemampuan keuangan daerah. Lantas, besarannya turun menjadi Rp 100 Miliar.
“Kita mengusulkan pertama Rp269 M itu untuk 3S1C, itu sudah ada dalam standar tatanan kebandarudaraan. Jadi itu dulu yang dikedepankan makanya kita mengusulkan itu Rp269 M, terus turun jadi Rp200 M lebih, jadi Rp150 M dan turun lagi karena kita melihat kemampuan daerah,” ujar Dedi, Senin (11/11/2025).
Dedi menuturkan, dana Rp100 miliar itu nantinya akan difokuskan untuk memenuhi aspek 3S1C (Safety, Security, Services, and Compliance) serta memperkuat strategi promosi bandara agar lebih ramai.
Salah satu caranya ialah dengan skema block seat atau penyewaan kursi penerbangan tertentu untuk menarik minat maskapai dan meningkatkan load factor penumpang.
“Kita direncanakan mendapatkan 100 miliar, itu untuk 3S1C, kemudian dalam rangka meramaikan bandara bisa sifatnya block seat untuk penerbangan supaya ada daya tarik, itu yang kita utamakan,’ jelasnya.
BIJB saat ini masih melayani penerbangan internasional oleh maskapai Scoot Airlines rute Singapura dengan tingkat keterisian kursi mencapai 70-80 persen. Ke depan, Dedi menyebut pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah maskapai domestik untuk membuka rute populer seperti Denpasar, Balikpapan, dan Kualanamu.
“Nanti kita akan kerja sama dengan airline sehingga nanti penerbangan diharapkan di tahun depan, yang sekarang baru Scoot ya karena turun, kita ingin coba dengan block seat dengan rute yang memang diminati yaitu Denpasar, Balikpapan, dan Kualanamu,” katanya.
Selain pengembangan rute dan promosi, sebagian dana PMD juga akan digunakan untuk membayar angsuran utang dan mendukung operasional bandara.
“Kita membayar angsuran utang kita, kita harus bayar per bulan Rp1 miliar jadi satu tahun Rp12 miliar. Jadi peruntukan itu selain untuk operasional bandara,” ucap Dedi.
Meski menghadapi tantangan efisiensi anggaran, Dedi optimistis tambahan modal ini akan menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi BIJB sebagai pintu gerbang utama penerbangan di wilayah timur Jawa Barat.
“Semua kan terkena efisiensi, tapi kami berharap kita optimis dan akan evaluasi dengan penambahan modal yang peruntukannya untuk membayar utang, operasional, dan meramaikan dengan sistem block seat,” ujar dia.
Dedi juga menuturkan bahwa Garuda Maintenance Facility (GMF) akan mulai mengoperasikan fasilitas perbaikan helikopter di BIJB pada Maret tahun 2026, yang diharapkan menjadi sumber pendapatan baru bagi bandara.
“Kita mengharapkan GMF kita akan me-repair helikopter, kita diharapkan bulan Maret sudah bisa operate repair helikopter nanti ada pemasukan. Kita terus berbenah untuk bandara Kertajati,” ungkapnya.
Terkait kendala dalam meramaikan bandara, Dedi mengakui jumlah armada pesawat yang beroperasi di Indonesia masih terbatas. Dari sekitar 750 unit pesawat, hanya sekitar 370-an yang beroperasi aktif. Hal ini membuat maskapai cenderung memilih rute-rute dengan potensi pasar besar.
“Sekarang kita melihat bahwa pesawat di Indonesia kalau semua melayani ada 750, tapi semua repair berarti tidak operasi. Yang ada kurang lebih 370 lebih, jadi para penyedia airline milih rute yang memang bagus. Makanya dengan kita berikan blocksheet atau subsidi mudah-mudahan bisa meramaikan traffic di bandara,” paparnya.
Ke depan, Dedi berharap Kertajati tidak hanya menjadi bandara point-to-point, tetapi berkembang menjadi bandara hub yang terhubung dengan berbagai rute domestik dan internasional. Selain itu, penerbangan embarkasi umrah dan haji akan terus ditingkatkan.
Tahun ini, Kertajati telah melayani sekitar 21 ribu jemaah haji, dan ke depan diharapkan seluruh keberangkatan haji asal Jawa Barat dapat dipusatkan di sana.
“Bandara Kertajati itu baru point to point, belum jadi hub. Kita inginkan jadi hub dan kemudian kita upaya embarkasi umrah berjalan terus karena haji sudah berjalan dengan menerbangkan 21 ribu orang. Sekarang tiap tahun untuk haji yang kemarin terbagi dua yaitu dari Soetta dan Kertajati, kita harapkan semua dari Kertajati,” pungkas Dedi.
——-
Artikel ini telah naik di detikJabar.






