Bali Banjir, Tour Guide: Tak Ada yang Terdampak Langsung

Posted on

Curah hujan ekstrem yang melanda Bali pada Selasa-Rabu (9-10/9/2025) membuat sejumlah sungai meluap dan banjir besar melanda 6 kota/kabupaten di Bali. Sejauh ini BPNB mencatat 18 orang meninggal dan ratusan warga mengungsi.

Bali sebagai tujuan wisata dunia, tentu saja bencana banjir menjadi sorotan. Pemerintah Australia bahkan sampai mengeluarkan travel warning untuk warganya terkait banjir besar di Pulau Dewata. Banjir merendam ratusan rumah, pasar tradisional, jalan utama, hingga menyebabkan bangunan roboh.

Berdasarkan penuturan salah satu tour guide di Bali, dia dan rekan-rekan satu profesi tidak mengalami dampak langsung dari banjir. Namun beberapa dari klien mereka mengalami gangguan dalam perjalanan.

“Sejauh ini, klien saya pribadi maupun rekan-rekan sesama guide tidak ada yang terdampak langsung. Namun, beberapa tamu memang mengalami sedikit gangguan jadwal perjalanan, seperti keterlambatan di jalan atau perubahan rute karena akses tertentu terendam. Hal ini wajar terjadi saat kondisi cuaca ekstrem,” kata Reza saat dihubungi detikTravel, Senin (15/9/2025).

Bencana alam termasuk banjir ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang tour guide. Bali yang menjadi destinasi dunia karena ketenangan dan keindahan alam dan budayanya, sedang diuji dengan banjir terbesar yang pernah terjadi.

“Dari sudut pandang seorang guide, banjir jelas menimbulkan tantangan dalam pelayanan wisata, terutama dari sisi mobilitas, kenyamanan, dan citra destinasi. Banyak diskusi di kalangan pemandu yang menyoroti dampaknya terhadap pengalaman tamu, terutama karena wisatawan mencari Bali untuk ketenangan dan keindahannya,”

“Ada keresahan, bukan hanya soal pekerjaan, tapi juga soal keberlanjutan Bali sendiri: bagaimana bencana ini bisa memengaruhi reputasi Bali di mata dunia jika tidak ditangani serius,” lanjutnya.

Berbagai dugaan bermunculan terkait penyebab banjir Bali yang merupakan peristiwa luar biasa. Salah satunya alih fungsi lahan yang masif terjadi di Bali untuk mendukung industri pariwisata. Termasuk di daerah penyangga kawasan wisata yang lahannya diubah menjadi fasilitas akomodasi untuk para turis.

Sebagai seorang tour guide yang telah membawa banyak turis asing, Reza sering mendengarkan perubahan tata guna lahan yang masif di Bali. Dan banjir saat ini menjadi salah satu faktor yang sering dibicarakan.

“Pembangunan yang kurang memperhatikan keseimbangan lingkungan membuat Bali rentan terhadap banjir. Kondisi ini sangat disayangkan karena Bali dikenal dunia bukan hanya karena budayanya, tapi juga keindahan alamnya yang seharusnya dijaga. Harapan saya pribadi, ke depannya ada keseimbangan antara pembangunan pariwisata dengan pelestarian lingkungan, sehingga Bali tetap bisa menjadi destinasi unggulan dunia sekaligus tetap lestari bagi generasi berikutnya,”

Reza dan rekan-rekannya berharap jajaran pemangku kewenangan untuk lebih ketat lagi dalam memberikan perizinan pembangunan. Serta memperkuat infrastruktur drainase hingga memberikan edukasi untuk warga hingga pelaku wisata mengenai bencana alam, penecagahan dan evakuasinya.

Dia juga mengingatkan pemerintah untuk menangani dengan transparan dan serius menyelesaikan masalah banjir dan image wisata Bali yang aman.

“Selain itu, penting untuk memperkuat infrastruktur drainase, sistem peringatan dini, dan edukasi masyarakat serta pelaku pariwisata. Di sisi lain, promosi pariwisata ke dunia luar juga perlu diimbangi dengan komunikasi yang transparan: bahwa Bali serius menangani masalah ini. Dengan begitu, citra Bali tetap terjaga, wisatawan merasa aman, dan masyarakat pun terlindungi,” tutupnya.

Sebelumnya, dikutip dari detikBali (tayang pada tanggal 14 September 202)5, Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan banjir kali ini dipicu curah hujan ekstrem yang turun lebih dari 12 jam tanpa henti. Selain itu, tumpukan sampah di aliran sungai membuat air meluap.

“Kami akui ini banjir terparah dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah Provinsi bersama Pemkot Denpasar dan kabupaten lainnya akan menanggung kerugian warga,” kata Koster.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri juga menegaskan banjir tidak berdampak pada sektor pariwisata. Penerbangan dan hotel dengan berjalan normal.

“Bahkan, sedang penuh sekali, keadaan normal. Maka, hari ini kami hadir untuk memberikan statement publik dan (statement kepada) wisatawan bahwa Bali ini baik-baik saja,” katanya.

Menurutnya, wisatawan tetap diterima dengan baik, sembari dilakukan perbaikan infrastruktur pascabanjir.

Widiyanti meninjau Pasar Kumbasari yang terdampak banjir pada Sabtu lalu. Dari hasil pantauan, area basement dan lantai satu terendam air, sementara lantai dua yang khusus menjual produk kesenian tidak terdampak.

Ia menambahkan, Pemprov Bali sedang menghitung dampak ekonomi akibat banjir. Pemerintah juga membahas kemungkinan adanya penggantian kerugian bagi masyarakat yang bekerja di pasar tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *