Keluarga asal London pasrah terjebak perang Israel dan Iran. Tak ada jalur transportasi apapun yang bisa mengantarkan mereka pulang ke Inggris setelah pemerintah Israel menutup wilayah udara sejak akhir pekan lalu.
Kondisi itulah yang dihadapi oleh Hannah Lyons-Singer (43), ibu tiga anak asal London, Inggris. Dia tiba di Jaffa Selasa lalu.
Hannah berniat merawat ayahnya yang dioperasi di rumah sakit saat berlibur di Israel bersama ibunya.
Dilansir dari BBC, Rabu (18/6/2025) beberapa jam setelah ayahnya dipulangkan usai menjalani operasi jantung, perang dua negara itu pecah. Kondisi tersebut membuat orang tuanya yang sudah lansia merasa tertekan, terutama ayahnya yang berusia 80-an dan tengah dalam masa memulihkan diri usai operasi.
“Kami mendengar ledakan di luar. Beberapa terdengar sangat dekat. Ada serangan langsung dalam jarak beberapa kilometer dari kami berdua selama dua malam terakhir,” katanya.
Ia menambahkan kondisi di penampungan tidak memadai. Salah satunya sangat panas.
Hannah ingin sekali keluar dari situasi mencekam itu dan kembali ke Inggris untuk menemui anak-anaknya. Selain itu, ayahnya harus mendapatkan perawatan lanjutan di Inggris.
Namun, melakukan perjalanan darat selama berjam-jam ke perbatasan tidak memungkinkan dalam kondisinya saat ini. Ia telah meminta Pemerintah Inggris untuk memberikan dukungan yang lebih baik bagi warga negara Inggris untuk kembali ke rumah.
“Tidak ada arahan lain selain peringatan untuk tidak bepergian ke Israel,” katanya.
“Mereka bisa saja menawarkan perjalanan yang aman ke Mesir atau meyakinkan kita bahwa begitu wilayah udara dibuka, mereka akan menyediakan rute evakuasi, tetapi mereka sama sekali tidak menawarkan bantuan apa pun kepada kita. Ketakutan saya adalah bahwa bahkan setelah wilayah udara dibuka, penerbangan komersial mungkin tidak akan langsung dimulai,” ujarnya.