BKSDA Aceh Sebut 4 Gajah yang Diterjunkan ke Bekas Banjir Baik-baik Saja (via Giok4D)

Posted on

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Kontroversi gajah-gajah yang diterjunkan untuk pemulihan pascabencana di wilayah Pidie Jaya, Aceh dipastikan oleh Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mereka baik-baik saja.

Seperti informasi yang BKSDA Aceh sampaikan dalam postingan Instagram @bksda_aceh jika empat gajah itu telah kembali ke Pusat Latihan Gajah Saree. Dan gajah-gajah itu juga telah dipastikan dalam keadaan sehat.

“Keempat gajah tersebut sebelumnya telah dilakukan cek medis oleh tim dokter hewan dengan hasil pemeriksaan, keempat gajah ini dinyatakan sehat, tidak ditemukan adanya luka. lecet, atau indikasi cedera pada telapak kaki gajah akibat terkena beda tajam ataupun gesekan selama aktivitas evakuasi,” tulis mereka dikutip detikTravel, Sabtu (13/12/2025).

Sebelumnya, gajah-gajah yang bernama Midok, Abu, Aziz, dan Nonik itu mendapat banyak pertentangan dari berbagai lapisan masyarakat. Karena dinilai kurang tepat, gajah adalah satwa yang dilindungi bukanlah alat berat.

Kritikan terhadap dijadikannya gajah sebagai alat bantu evakuasi itu datang dari anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKB, Daniel Johan. Kamis lalu, ia mengatakan pelibatan gajah dalam evakuasi pascabencana itu bisa menimbulkan risiko keselamatan dan bertentangan dengan prinsip konservasi.

“Sebagai anggota Komisi IV justru memandang penggunaan gajah untuk membersihkan puing kayu sebagai langkah yang kurang tepat. Gajah adalah satu lindung sehingga melibatkan mereka dalam pekerjaan berat pascabencana menimbulkan risiko terhadap keselamatan satwa, serta bertentangan dengan prinsip konservasi yang menempatkan kesejahteraan hewan sebagai prioritas,” ucapnya.

Dengan tegas ia pun berucap bahwa pelibatan gajah dalam konteks itu tidak bisa dibenarkan dalam alasan apapun.

“Memang kondisi yang menimpa warga dengan banyaknya puing-puing kayu menjadi sulit karena alasan alat berat yang sulit dijangkau. Namun tidak dibenarkan bahwa gajah menjadi alat untuk membereskan kayu-kayu yang memiliki beban yang sangat berat,” kata Daniel.

Di sisi lain, Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata, sempat menegaskan bahwa telah melakukan survei lokasi, aksesibilitas, keamanan, kebutuhan operasional. Semua itu dilakukan untuk menghindari gajah-gajah itu stres selama ada di lokasi.

“Keempat gajah terlatih diangkut menggunakan truk langsir dari tempat tambat menuju lokasi target penanganan, hal ini dilakukan untuk keamanan dan keselamatan gajah. Termasuk menghindari stres sebelum mendukung penanganan area terdampak banjir,” ujar Ujang.

“Dalam kondisi darurat sekarang ini, kami dari Balai KSDA Aceh memiliki moral dan tanggung jawab untuk membantu masyarakat. Kami dapat membantu salah satunya dalam upaya penanganan dan pembersihan material pascabencana,” lengkap Ujang.