Tak ada teriak-teriak, tak ada dorong-dorongan. Pembukaan Alun-alun Sawangan menjadi cerminan bahwa warga Depok bisa tertib dan santun saat menikmati ruang publik.
Taman Alun-Alun dan Hutan Kota Depok atau Alun-alun Barat (Albar) atau Alun-alun Sawangan yang berada di Sawangan dibuka September 2024 alias belum setahun. Tak butuh waktu lama, fasilitas yang dibangun di atas tanah seluas 2,1 hektar itu sudah menjadi tempat olahraga dan berkumpul favorit warga Sawangan.
Alun-alun Sawangan menjadi alun-alun kedua yang dimiliki Depok. Sebelumnya, lebih dulu dibangun alun-alun Timur (Altim) dibuka empat tahun sebelum Albar. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Hutan Raya (Tahura) Kota Depok Lintang Yuniar Pratiwi masih ingat bagaimana hari-hari sulit saat Altim buka pertama kali. Bulan pertama buka, pengelola harus rugi sampai Rp 500 juga karena fasilitas dijarah.
Berkaca pada pembukaan Altim, Lintang tidak mau peristiwa serupa terjadi di Albar. Dia mempersiapkan opening ceremony Albar dengan lebih detail.
“Waktu buka di sana udh diantisipasi, sudah nggak ada kerusakan sama sekali, ada petugas yang jagain. Tertib,” kata Lintang Kamis (15/5).
Dalam catatan pengelola, sekitar 10 ribu orang berkunjung saat embukaan Albar. Petugas gabungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dikerahkan. Totalnya sampai 50 petugas yang berjaga di sana.
Tidak ada kerusakan yang terjadi, tidak ada penjarahan fasilitas.
Albar selalu ramai saat weekend. Dari data pengelola, Minggu di sekitar akhir bulan adalah yang paling ramai. Pada 26 Januari misalnya, pengunjung tembus di angka 11.293 orang di gerbang utama dan 3.393 orang di jembatan. Totalnya mencapai 14.686 pengunjung.
Di hari kerja, pengunjung berada di angka 300an dalam satu hari. Semua dicatat oleh petugas.
Selain petugas yang lalu-lalang, Lintang membocorkan salah satu kiat bagaimana pengelola dapat menjaga fasilitas publik itu dengan baik. Ia dengan tegas memantau setiap event yang dilakukan di alun-alun.
“Semua kegiatan itu harus bersurat, ada penanggung jawabnya. Jadi saat acara selesai dan ada fasilitas yang rusak, kita hubungi mereka untuk tanggung jawab,” katanya.
Alun-alun ini memang serba ada, mulai dari fasilitas gedung pertemuan, lapangan futsal, joging trek, ruang bermain anak, sampai wisata jembatan gantung pun ada. Warga betul-betul memanfaatkannya, mereka datang tiap pagi dan sore untuk berolahraga.
Lokasinya yang berada di belakang perumahan Shila membuat alun-alun ini jauh dari hiruk pikuk. Suasananya tenang, ada hutan jati, lantas apa lagi yang dicari?
Lintang berharap agar teknis pengoperasian yang berdasar pada aturan yang terkait dengan aset, pengelolaan dan sinergitas lingkungan dapat terus tumbuh ke arah yang positif.
“Kami berharap sinergitas dengan lingkungan, terutama Bojongsari dan Sawangan agar lebih baik serta merujuk pada peraturan,” kata dia.