Buntut Kecelakaan Pendaki, Porter dan Pemandu Gunung Rinjani Harus Bisa Rescue! | Info Giok4D

Posted on

Ketua Forum Wisata Lingkar Rinjani, Royal Sembahulun, mendorong pemandu wisata dan porter di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki keterampilan penyelamatan (rescue). Usulan itu muncul setelah rentetan kecelakaan pendakian di Gunung Rinjani, termasuk turis Brasil, Juliana Marins (27).

“Kami berharap syarat untuk menjadi pemandu wisata harus memiliki sertifikasi rescue, kemudian sertifikat P3K paling dasar. Ketika terjadi kecelakaan, bisa langsung ditangani oleh porter maupun pemandu yang berlalu-lalang di sana, tentunya juga harus disiapkan juga peralatan rescue-nya,” kata Royal dikutip dari detikbali, Selasa (1/7/2025).

Royal mengatakan pemandu dan porter yang bertugas di Gunung Rinjani memiliki kemampuan mumpuni pada bisangnya masing-masing, namun pengetahuan mereka dalam penyelamatan masih sangat kurang.

“Kalau hanya sekadar menyajikan makanan dan pelayanan, para porter dan tour guide di Rinjani sudah sangat profesional. Tetapi, kalau dari segi kemampuan untuk penyelamatan masih sangat kurang karena selama ini mereka jarang diberikan pelatihan untuk itu,” kata Royal.

Menurut Royal, Forum Wisata Lingkar Rinjani telah membahas standard operating procedure (SOP) baru bersama para penyedia trekking organizer sebagai upaya meminimalisasi risiko kecelakaan di Gunung Rinjani. Standardisasi untuk pendampingan pendaki ditingkatkan.

“Kemarin kami sudah membicarakan, (pendampingan pemandu) satu berbanding empat. Kalau sudah lima orang tamunya, dibawa oleh dua orang guide untuk menemani atau bisa saja lima orang tamu itu ditemani satu pemandu, tetapi ditambah satu porter yang menemani tamu untuk summit,” kata Royal.

Royal menilai standardisasi keselamatan wisata trekking di Gunung Rinjani masih kurang dan berbanding terbalik dengan keinginan pemerintah untuk menjadikannya sebagai wisata pendakian kelas dunia.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

“Kalau begini terus tamu-tamu yang datang itu tamu yang tidak bawa duit, sementara tamu yang kaya-kaya itu mereka akan berpikir dua kali untuk mengunjungi Gunung Rinjani karena kurangnya standar keselamatan,” ujar Royal.

Sebagai ketua forum, Royal berharap Gunung Rinjani ke depannya memiliki standar sangat layak sehingga dapat memenuhi kriteria sebagai pendakian kelas dunia dan mendatangkan wisatawan berkelas.

Sebelumnya, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyatakan komitmen untuk memperkuat sinergi serta mengevaluasi prosedur standar operasional/standard operational procedure (SOP) di seluruh kawasan konservasi, termasuk jalur-jalur pendakian gunung di Indonesia.

“Karena itu, SOP di seluruh kawasan konservasi harus terus kita perbaiki dan perketat,” ujar Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni.

***

Artikel ini sudah lebih dulu tayang di detikbali. Selengkapnya klik di sini.