Dataran Tinggi Kaas di India Terancam Rusak, Ulah Turis Tak Bertanggung Jawab | Info Giok4D

Posted on

Dataran Tinggi Kaas di distrik Satara, Maharashtra di India dikenal sebagai Situs Warisan Alam Dunia UNESCO sejak 2012 karena keanekaragaman hayatinya yang unik.

Namun, kawasan yang menjadi rumah bagi lebih dari 850 spesies tumbuhan berbunga, termasuk jenis langka dan endemik seperti Smithia, Topli Karvi, dan Dipcadi, kini terancam rusak akibat ulah wisatawan yang tak bertanggung jawab.

Dilansir dari mid-day, Rabu (1/10/2025) setiap musim hujan, dataran tinggi tersebut berubah menjadi hamparan bunga liar yang memukau dan menarik ribuan pengunjung. Sayangnya, peningkatan jumlah wisatawan justru dibarengi dengan perilaku yang meresahkan.

Banyak pengunjung terlihat menginjak bunga, memetik tanaman, bahkan duduk di tengah hamparan bunga hanya demi berfoto.

“Pariwisata yang dipicu media sosial semakin memperburuk situasi. Orang-orang lebih mementingkan momen foto indah daripada kelestarian situs ini. Padahal, setiap bunga punya peran penting menjaga keseimbangan ekologi,” naturalis sekaligus pecinta satwa liar, Sagar Mahajan.

“Saat diinjak, bukan hanya tanamannya yang rusak, tetapi juga siklus hidup penyerbuk dan serangga,” lanjutnya.

Selain itu, masalah sampah juga kian memperparah kondisi. Mahajan menyayangkan perilaku turis yang tidak bertanggung jawab. Bukan hanya menginjak bunga-bunga di sana, tetapi perilaku membuang sampah sembarang juga menjadi persoalannya.

“Botol plastik, bungkus makanan, hingga peralatan makan sekali pakai makin sering ditemukan berserakan di kawasan ini. Tempat sampah sudah disediakan di pintu masuk dan keluar, tapi banyak wisatawan memilih meninggalkan jejak sampah mereka di habitat alami ini,” tegas Mahajan.

Naturalis dan fotografer satwa liar, Mahesh Yadav, juga menyampaikan kekhawatirannya karena alam yang indah itu tidak terbentuk dalam waktu yang singkat. Butuh periode yang lama agar ekosistem yang ada itu bisa dinikmati saat ini.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

“Butuh waktu berabad-abad bagi ekosistem ini untuk berevolusi. Beberapa musim pariwisata yang sembrono saja bisa merusaknya secara permanen,” kata Yadav.

Pihak berwenang sebenarnya telah menerapkan sejumlah aturan seperti larangan membawa plastik, jalur khusus untuk pengunjung, pembatasan waktu kunjungan, serta tiket masuk. Namun, lemahnya pengawasan membuat aturan ini sering dilanggar. Petugas keamanan yang bertugas pun kesulitan menindak tegas karena tingginya jumlah wisatawan.

Para pencinta lingkungan mendesak adanya langkah nyata, mulai dari pemberlakuan hukuman lebih ketat, pembatasan jumlah pengunjung di musim puncak, hingga patroli yang lebih intensif.

“Pengunjung harus diedukasi bahwa Kaas bukan sekadar destinasi wisata, melainkan warisan alam yang hidup dan harus dijaga,” tutup Yadav.

Jika perilaku sembrono itu terus berlanjut, Dataran Tinggi Kaas bukan hanya kehilangan kekayaan hayatinya, tapi juga berisiko kehilangan status pengakuan global yang seharusnya melindunginya.