Di Tengah Cuaca Ekstrem dan Banjir, Ini Cerita Turis Belanda Liburan di Bali

Posted on

Di tengah ancaman cuaca ekstrem dan banjir, turis Belanda tetap happy liburan di Bali. Begini cerita mereka:

Yoritz dan Coletta dari Belanda berkunjung ke Bali untuk berlibur. Mereka telah berjalan-jalan ke Denpasar, Gianyar, Bangli, dan Karangasem lebih dari sepekan di tengah kondisi cuaca yang sedang tidak bagus.

“Ini kunjungan kedua saya setelah 30 tahun. Dalam ingatan saya, Bali itu indah. Tidak ada kekhawatiran untuk travel. Hanya saja keluarga dan kerabat di Belanda terus menanyakan kabar kami selama di Bali,” ujar Coletta membuka pembicaraan saat bertemu di objek wisata air terjun Kanto Lampo.

Coletta menceritakan, mereka tiba di Bali malam sebelum peristiwa banjir terjadi, tepatnya pada hari Selasa (9/9). Saat mereka datang, situasi jalanan Bali sungguh buruk.

Coletta berujar, kemacetan parah membuat mereka memutar untuk bisa sampai di hotel yang berada di kawasan Sanur. Sejak penerbangan pun cuaca yang mereka rasakan sangat ekstrem. Hujan, petir, dan guntur terus berdatangan.

Yoritz dan Coletta telah mengantisipasi kondisi tersebut sebelum berkunjung dengan mengecek cuaca di Bali serta melihat pemberitaan tentang Bali.

Dari pihak Kedubes Belanda juga tidak mengeluarkan peringatan maupun larangan untuk berkunjung ke Bali. Apalagi, sopir lokal dirasa keduanya sangat membantu kelancaran liburan mereka.

“Kami sangat percaya dengan sopir lokal kami. Berkatnya, kami selamat. Tentu ada hari-hari yang turun hujan, tapi itu tidak buruk. Ketika lihat tayangan Youtube, oh, itu di dekat kami, segera kami kunjungi,” tambah Yoritz.

Cerita Sopir yang Membawa Turis Belanda Liburan di Bali

Nengah Kapa, sopir dari kedua turis asing tersebut, menambahkan bahwa jasanya dipesan selama 8 hari untuk mengunjungi sejumlah objek wisata di Bali.

Namun, ada beberapa hari di mana kedua turis asing itu tidak bepergian dan hanya tinggal di hotel saja, karena peringatan cuaca ekstrem yang melanda Bali.

“Mereka berlibur selama 8 hari. Tapi, on-off. Ada hari cuma di hotel. Kan sebelum berkunjung saya pastikan dahulu tempat wisatanya apakah tutup, apakah aman dikunjungi,”jelas Kapa.

Salah seorang pedagang kelapa muda di air terjun Kanto Lampo, Ima, juga menyebutkan bahwa objek wisata air terjun itu tetap ramai dikunjungi beberapa hari terakhir meski situasi banjir yang melanda sejumlah titik di Bali.

Hanya saja air terjun cantik itu sempat ditutup bagi wisatawan selama 3 hari dari Rabu (10/9/2025). Alasannya, karena debit air yang naik di kawasan air terjun. Ketika itu, dirinya kehilangan mata pencaharian sejenak.

“Turis itu tidak begitu memikirkan (banjir). Hujan saja tetap berkunjung. Cuma kemarin sempat tutup 3 hari pas hari banjir itu. Di sini airnya juga naik”, kata Ima.

——–

Artikel ini telah naik di detikBali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *