Banjir rob menyebabkan wisata mangrove di Pati lumpuh. Fasilitas penunjang wisata di destinasi itu dilanda kerusakan yang cukup parah.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Banjir rob benar-benar membuat sektor wisata Mina Mangrove di Desa Tunggulsari Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah kacau balau. Beberapa fasilitas hingga jalan menuju wisata hutan mangrove ini rusak parah.
Lokasi wisata ini berdiri sejauh 2 kilometer dari permukiman warga. Jalan menuju wisata ini juga terendam rob. Pengguna jalan harus berhati-hati bahkan berjalan kaki untuk sampai ke lokasi.
Pantauan di lokasi pada Sabtu (31/5) kemarin pukul 11.00 WIB, ombak laut sampai ke daratan tempat wisata hutan mangrove Desa Tunggulsari. Genangan rob sampai ke lokasi parkir dan jalanan menuju wisata.
Di lokasi, suara ombak terdengar sampai ke area parkir wisata Mina Mangrove. Genangan rob mencapai 30 sampai 40 sentimeter. Beberapa fasilitas seperti spot foto hingga akses jalan di hutan mangrove rusak dan putus.
Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi mengatakan wisata Mina Mangrove ini berdiri sejak 2018. Namun wisata tersebut kini rusak akibat sering dihantam banjir rob.
Menurutnya kondisi rob dua pekan ini memperparah kondisi objek wisata tersebut. Apalagi dalam kurun waktu tiga tahun, wilayahnya rutin diterjang rob.
“2018 sudah ada wisata ini. Bahkan tahun 2021 silam wisata menurut data dari dinas Pariwisata ini objek wisata yang memiliki kunjungan tertinggi di tahun itu,” kata Setyo ditemui di lokasi, Sabtu (31/5/2025).
“Dampak rob tahun ini ke warga langsung yang lebih besar lagi adalah dampak lingkungan. Terutama di sektor pariwisata,” dia melanjutkan.
Dia mengatakan rob datang dengan skala besar terjadi pada 2022. Saat itu wisatanya yang telah berjalan mengalami kerusakan. Seiring waktu banjir rob rutin terjadi setiap tahun sampai sekarang ini.
“Karena kejadian rob ini mulai tahun 2022 bulan Mei sampai tiga tahun terakhir intensitas ombak memang besar dan tinggi sehingga abrasi tiga tahun juga cukup besar,” jelasnya.
Menurutnya beberapa fasilitas wisata mengalami kerusakan. Seperti spot foto, area parkir, papan jalan, hingga tanaman mangrove yang hilang karena tidak kuat menahan rob.
“Menghabiskan pohon mangrove di pantai kita luasannya bisa mencapai 3 hektare luasan tiga tahun itu hilang. Sepanjang batas Desa Jepat Kidul dan batas Desa Jepat Lor,” jelasnya.
Selain itu, akses jalan dari permukiman warga sejauh 2 kilometer juga terendam rob. Dampaknya jalan menuju wisata ini rusak parah dan berlubang.
“Dan sepanjang badan jalan menuju wisata ini. Panjang badan jalan sekitar 2 kilometer. Ditambah desa 500 meteran yang terdampak banjir rob,” jelasnya..
“Saat siklus turun. Pascarob tersebut jalannya mengalami penurunan dan kerusakan cukup parah,” dia melanjutkan.
Oleh karena itu dia berharap adanya kepedulian terhadap warga dan sektor wisata yang kebanjiran. Menurutnya saat ini masih ada 36 rumah warga yang kebanjiran sejak dua pekan ini.
“Kami mengharapkan kepedulian dari pihak terkait terutama sektor lingkungan untuk bagaimana menahan abrasi di wilayah pantai. Sehingga potensi risiko terhadap rob ini tidak menimbulkan dampak yang kerusakan yang parah lagi,” jelasnya.
“Mungkin ada terobosan pemecah ombak, kemudian penghalang supaya abrasi tidak terjadi. Itu harapan yang kami harapkan. Sehingga jika kelestarian alam dan abrasi bisa diminimalisir sektor wisata otomatis bisa bergerak,” jelasnya.
Terpisah, Kalak BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya menjelaskan kejadian banjir rob di Desa Tunggulsari merupakan permasalahan yang serius.
Sebab kondisi tersebut dipicu karena air banjir rob ditambah dengan air hujan. Akibatnya banjir merendam permukiman warga, tambak, dan tempat wisata.
“Ini permasalahan kompleks. Karena hujan masih tinggi di wilayah gunung di sisi lain ancaman bencana rob masih ada di pantai utara Pati,” kata Martinus.
Menurutnya daerah berpotensi terjadi rob dari wilayah pantai Desa Pecangaan, Kecamatan Batangan sampai Desa Puncel, Kecamatan Dukuhseti.
“Sewaktu-waktu di pantai utara Pati. Itu sepanjang 60 kilometer. Itu baik untuk waspada. Karena kerugian sangat luar biasa,” jelasnya.
Martinus berhadap seluruh elemen masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Dia mengajak warga untuk mulai menanam pohon mangrove.
“Mari kita jaga jangan sampai tanaman mangrove menjadi tambak. Kejadian seperti ini akan merugikan petani budi daya ikan. Jadi kelestarian mangrove tetap kita jaga,” tambah Martinus.
——–
Artikel ini telah naik di detikJateng.