Dubai semakin mengukuhkan pamor mereka di mata dunia. Dalam sebuah studi terbaru, Dubai, Uni Emirat Arab, terpilih jadi nomor satu destinasi perjalanan bisnis.
Sebuah studi terbaru dari penyedia layanan kartu kredit, Capital on Tap, menobatkan kota tersebut sebagai destinasi terbaik untuk perjalanan bisnis internasional.
Dikutip dari Gulf News, Selasa (9/9/2025), menganalisis 77 kota dunia dengan sejumlah indikator seperti konektivitas internet, jumlah hotel, biaya hidup, pengalaman budaya, hingga jarak penerbangan dari London. Dari hasil tersebut, Dubai unggul berkat kombinasi produktivitas, kenyamanan, dan gaya hidup kelas dunia.
Salah satu daya tarik utama Dubai adalah konektivitasnya. Dubai memiliki lebih dari 23 ribu titik Wi-Fi gratis dengan kecepatan rata-rata 265,5 Mbps, menjadikannya salah satu kota paling terhubung di dunia. Dari sisi akomodasi, tersedia 583 hotel yang siap melayani kebutuhan pelancong bisnis, mulai dari pilihan premium hingga layanan lengkap untuk konferensi.
Meski biaya hidup di Dubai relatif tinggi dengan harga makan sekitar 60 poundsterling (Rp 1,2 juta) dan harga anggur sekiranya 12 poundsterling (Rp 246 ribu), kota ini tetap menawarkan pengalaman kuliner, hiburan, dan atraksi budaya yang sulit ditandingi.
Lokasinya yang strategis, hanya tujuh jam penerbangan dari London, juga menjadikan Dubai titik temu ideal bagi eksekutif yang ingin menjangkau mitra di Eropa, Asia, maupun Afrika.
Selain Dubai, dari laporan studi itu juga menyoroti beberapa kota lain yang menempati peringkat teratas. Luksemburg berada di posisi global pertama berkat kepadatan hotel dan kekayaan atraksi budaya, ditambah waktu tempuh singkat dari London.
Kemudian, Amsterdam menempati urutan kedua dengan keunggulan infrastruktur, kecepatan internet, dan hampir 300 destinasi budaya untuk dijelajahi setelah rapat. Praha juga masuk tiga besar, dikenal dengan biaya hidup yang jauh lebih murah dibanding Dubai. di mana makan malam berdua hanya sekitar 34 poundsterling (Rp 697 ribu) dan anggur seharga 5 poundsterling (Rp 102 ribu).
Industri perjalanan bisnis sendiri tengah mengalami kebangkitan. Laporan Capital on Tap memperkirakan pengeluaran global di sektor tersebut akan mencapai 1,56 triliun poundsterling (Rp 32 ribu triliun) pada tahun 2028, seiring meningkatnya kebutuhan perusahaan untuk memperluas jejaring internasional.
“Pelancong bisnis kini bisa lebih efisien dalam mengatur anggaran, misalnya dengan menggunakan kartu tanpa biaya penukaran mata uang asing, mengumpulkan reward dari penerbangan maupun hotel, serta memanfaatkan program loyalitas,” ujar Chief Operating Officer Capital on Tap, Alex Miles.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Bagi Uni Emirat Arab, pencapaian Dubai ini semakin mempertegas perannya sebagai hub global. Kota tersebut tak hanya menawarkan kemewahan dan gaya hidup modern, tetapi juga keseimbangan antara produktivitas dan kenyamanan yang dibutuhkan oleh para pelancong bisnis masa kini.