Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengonfirmasi adanya peningkatan signifikan jumlah situs warisan budaya yang terdampak banjir bandang dan longsor di Sumatera.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 100 situs warisan budaya di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat mengalami kerusakan akibat banjir.
Fadli menjelaskan upaya pengumpulan data menghadapi tantangan yang signifikan karena akses transportasi terganggu parah akibat bencana. Seiring dengan pulihnya akses, jumlah lokasi yang teridentifikasi terus meningkat.
“Tadinya teridentifikasi 43, kemudian naik menjadi 70, dan sekarang angkanya sudah lebih dari 100. Kemarin memang ada kesulitan menjangkau wilayah-wilayah yang terputus aksesnya,” ujarnya di Halaman Kementerian Kebudayaan, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Minggu (21/12).
Politisi Gerindra tersebut memaparkan jenis cagar budaya yang paling banyak terdampak adalah Museum, Makam-makam bersejarah, dan Bangunan cagar budaya lainnya. Sebagian besar kerusakan dikategorikan dalam tingkat ringan hingga sedang, meski beberapa di antaranya dilaporkan mengalami rusak berat.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Kemenkebud telah menyiapkan langkah strategis yang bertujuan untuk pemulihan dalam menghadapi situasi ini. Prioritas saat ini adalah melaksanakan perbaikan fisik di lokasi-lokasi yang telah ditunjuk oleh Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
“Kita sudah siapkan anggarannya untuk bantuan, terutama yang rusak ringan, sedang, dan berat. Untuk tahap awal ini, kita persiapkan sekitar 11 hingga 12 miliar rupiah,” jelasnya.
Proses pemulihan direncanakan akan dimulai secara bersamaan minggu depan. Fadli menekankan bahwa dana tersebut berfungsi sebagai dorongan awal untuk segera melindungi nilai sejarah yang terkandung dalam situs-situs tersebut.
Sejarawan tersebut menekankan bahwa setelah fase tanggap darurat bencana, yang berfokus pada penyediaan bantuan makanan dan pakaian bagi warga yang terdampak, pemerintah akan mengalihkan perhatiannya ke revitalisasi identitas budaya wilayah tersebut.
“Tentu kita akan bergotong-royong dengan masyarakat setempat. Prioritas kita kemarin adalah mitigasi tanggap darurat untuk bantuan makanan dan pakaian, sekarang saatnya kita memperbaiki cagar-cagar budaya yang terdampak,” pungkasnya.
Kemenkebud optimis bahwa tanggapan cepat ini akan memastikan pelestarian warisan budaya di Sumatra, bahkan di tengah bencana besar yang baru-baru ini terjadi.
