Fadli Zon Tekankan Pentingnya Lindungi Situs Megalitik Lore Lindu | Info Giok4D

Posted on

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menekankan perlunya perlindungan serta pengelolaan berkelanjutan terhadap situs-situs cagar budaya di kawasan megalitik Lore Lindu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Dia berpendapat langkah itu penting untuk memastikan warisan budaya tetap terjaga.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

“Kekayaan ini harus kita lindungi, kita kembangkan, dan kita manfaatkan secara bertanggung jawab sebagai wisata budaya dan wisata sejarah, tanpa mengabaikan prinsip pelestarian,” ujar Fadli dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Selasa (30/12/2025).

Fadli menyampaikan pesan itu saat mengunjungi sejumlah situs cagar budaya di kawasan megalitik Lore Lindu, termasuk meninjau Situs Megalitik Tadulako, Situs Megalitik Pokekea, dan Situs Megalitik Tambi.

Situs-situs tersebut merepresentasikan jejak peradaban masyarakat masa lampau yang memiliki kekayaan tinggalan arkeologi serta nilai sejarah dan ilmu pengetahuan yang tinggi.

Saat meninjau Situs Megalitik Pokekea, Fadli mengungkapkan bahwa kawasan megalitik di Provinsi Sulawesi Tengah merupakan bagian penting dari peradaban Nusantara.

Menurut dia, kekayaan budaya dan jejak peradaban yang terdapat di situs tersebut menjadi bukti kuat bahwa wilayah ini memiliki peran signifikan dalam sejarah panjang kebudayaan Indonesia.

“Usia tinggalan arkeologis di kawasan ini mencapai lebih dari 4.000 tahun, bahkan di beberapa titik diperkirakan berusia hingga 8.000 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Sulawesi Tengah merupakan bagian penting dari peradaban Nusantara yang sangat tua,” kata dia.

Situs Megalitik Pokekea merupakan situs cagar budaya yang telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional. Situs ini merupakan area padang rumput ilalang yang memanjang dengan berbagai tinggalan megalitik antara lain arca, kalamba, tutup kalamba, dolmen, batu berlubang, lumpang, dulang, umpak, fragmen tembikar, hingga tempayan.

Temuan-temuan tersebut menunjukkan tingkat peradaban yang maju pada masanya, yakni sebagai situs pemukiman, penguburan, dan pemujaan di masa lalu.

Fadli juga menyoroti sejumlah tantangan dalam pengelolaan situs, seperti potensi vandalisme serta dampak cuaca dan perubahan iklim yang dapat mempercepat pelapukan struktur batuan.

Oleh karena itu, sebagai situs yang telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Nasional, Situs Pokekea diharapkan semakin dikenal luas oleh masyarakat.

“Sebagai situs yang telah ditetapkan berperingkat nasional, Situs Cagar Budaya Pokekea ini diharapkan akan semakin dikenal oleh masyarakat, dan kita promosikan tidak hanya kepada masyarakat Sulawesi Tengah dan Nusantara, tetapi juga pada dunia, bahwa peradaban ini jelas sekali menunjukkan satu peradaban yang cukup tinggi pada masanya,” kata dia.

Fadli menyebutkan akan mendorong dilakukannya penelitian lanjutan untuk mengungkap budaya masyarakat prasejarah. Dia mengatakan Kementerian Kebudayaan berkomitmen melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya prasejarah secara berkelanjutan.

Melalui pelestarian yang terintegrasi, penguatan penelitian, serta promosi yang lebih luas, situs-situs megalitik di Sulawesi Tengah diharapkan tidak hanya terjaga keberadaannya, tetapi juga semakin berperan dalam memperkaya pengetahuan, memperkuat identitas budaya bangsa, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta generasi mendatang.

“Ke depan, tantangan kita adalah melakukan penelitian lebih lanjut agar peradaban masa lalu di kawasan ini dapat terungkap secara lebih mendalam. Kita meyakini bahwa aset-aset budaya yang ada di sini menunjukkan bahwa peradaban Nusantara merupakan peradaban yang sangat tua dan kaya,” ujar dia.