Gunung Lawu menjadi area pelaksanaan ajang trail run Siksorogo Lawu Ultra 2025 pada Sabtu (6/12/2025) dan Minggu (7/12). berikut fakta-fakta tentang Gunung Lawu.
Dikutip dari siksorogo.id, race Siksorogo Lawu Ultra 2025 dilaksanakan di kawasan Gunung Lawu dengan rute bervariasi. Para peserta start dan finish di Sekipan, tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Kemudian, peserta menjalani lomba mulai dari area di area Tawangmangu, Lereng Selatan Lawu Purba hingga Kecamatan Jatiyoso, Lawu sisi Utara, Kebun Teh Kemuning, Paralayang, dan menaiki 2 gunung tertinggi di kawasan tersebut, yaitu Gunung Lawu dan Gunung Mongkrang.
Siksorogo Lawu Ultra memiliki beberapa kategori jarak pendek, menengah, hingga ultra maraton. Jaraknya sesuai kategori lomba adalah 7 km, 15 km, 30 km, 50 km, 80 km, dan 120 km.
Fakta-fakta Gunung Lawu di Jawa Tengah
1. berada di Dua Provinsi
Gunung Lawu merupakan gunung berapi aktif di Pulau Jawa, terletak di antara dua provinsi, yaitu Jawa Timur dan Jawa Tengah. Secara geografis, gunung ini terletak di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Magetan di Jawa Timur.
Melansir informasi detikJatim, Gunung Lawu memiliki ketinggian sekitar 3.265 mdpl yang menjadikannya sebagai salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa. Berada di urutan keenam setelah Gunung Semeru, Slamet, Sumbing, Arjuno, dan Raung.
Gunung ini memiliki tiga puncak yaitu puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan Hargo Dumilah. Dimana puncak tertingginya adalah Hargo Dumilah yang ditandai dengan tugu triangulasi.
2. Status Gunung Berapi Aktif
Melansir informasi detikJatim, Gunung Lawu masuk dalam jajaran gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung Lawu tergolong dalam gunung tipe B, yaitu gunung yang masih bisa mengalami erupsi bahkan setelah ratusan tahun mengalami dorman (istirahat). Diketahui gunung tipe ini akan mengeluarkan intensitas yang besar saat meletus.
Gunung Lawu belum mengalami erupsi magmatik sejak tahun 1600-an. Namun, gunung ini masih memperlihatkan gejala seperti adanya solfatara yang mengeluarkan gas belerang. Erupsi terakhir Gunung Lawu terjadi pada 28 November 1885.
3. Memiliki Lima Jalur Pendakian
Melansir situs Perhutani, saat ini, Gunung Lawu memiliki lima jalur pendakian yang umum dilewati pendaki. Kelima jalur tersebut yaitu Cemoro Sewu, Cemoro Kandang, Cemoro Candi Cetho, Singolangu, dan jalur Tambak.
Kelima jalur pendakian ini memiliki trek yang berbeda-beda. Jalur Cemoro Sewu merupakan jalur pendakian paling populer dan paling ramai, terletak di wilayah Magetan. Jalu ini lebih curam dan memiliki banyak tangga batu, memiliki waktu tempuh yang lebih singkat daripada jalur lainnya. Cemoro Sewu merupakan jalur pendakian resmi yang dikelola oleh Perhutani.
Sementara itu, Jalur Cemoro Kandang berada di Karanganyar dan dikenal dengan trek yang tidak terlalu curam. Jalur ini cocok untuk pemula. Jalur Candi Cetho juga berada di Kabupaten Karanganyar, jalur pendakian ini menarik karena pendaki akan melewati situs Candi Cetho yang merupakan candi peninggalan kebudayaan hindu di Pulau Jawa.
Selanjutnya, ada jalur Singolangu yang menjadi jalur tertua di Gunung Lawu, berada di Kabupaten Magetan, jalur ini dikenal sunyi, sakral, dan spiritual karena sering dikaitkan dengan petilasan Prabu Brawijaya V, selain itu pendaki akan melewati situs-situs sakral seperti Batu Lapak dan Sendang Banyu Urip.
Jalur ini terkenal dengan trek yang curam, didominasi oleh tanah dan akar. Jalur terakhir disebut Jalur Tambak, berada di Kabupaten Ngawi, jalur ini lebih sepi dari jalur lain.
4. Visual Puncak yang Ikonik
Gunung Lawu dikenal memiliki puncak ganda yang ikonik di kalangan turis dan pendaki. Melansir sebuah situs perjalanan, Gunung Lawu dikenal dengan siluet khasnya yang memiliki dua puncak besar dengan bentuk tak simetris seakan ada bagian yang “terkikis” atau tidak rata.
Bentuk yang tampak seperti gigi ompong inilah yang diyakini menjadi asal-usul nama “Lawu”, karena dalam bahasa Jawa, kata lawu memiliki arti “sompal” atau tidak utuh.
Karakter visual ini kemudian menjadi ciri paling mudah dikenali dari Gunung Lawu dan turut menguatkan identitasnya sebagai salah satu gunung paling ikonik di Jawa.
5. Keberadaan 2 Kompleks Candi
Di kawasan Gunung Lawu terdapat dua situs candi penting, yaitu Candi Sukuh dan Candi Cetho, yang sama-sama dibangun dengan konsep teras bertingkat.
Candi Sukuh berada di sisi barat Gunung Lawu, di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, pada ketinggian sekitar 910 meter di atas permukaan laut. Kompleks ini berdiri di lereng dengan kemiringan sekitar 120 derajat dan dibuat menghadap ke arah timur.
Sementara itu, Candi Cetho terletak lebih tinggi, yakni di ketinggian sekitar 1.496 mdpl di Desa Gumeng, Jenawi, Karanganyar. Candi ini juga dibangun di lahan yang cukup curam dengan sudut kemiringan sekitar 150 derajat dan berorientasi ke timur. Candi Cetho dilewati oleh pendaki yang mendaki lewat jalur Candi Cetho menuju puncak Hargo Dumilah.
6. Keberadaan Jalak Lawu
Gunung Lawu juga menjadi habitat bagi burung endemik bernama Jalak Lawu. Burung yang kerap disebut Jalak Gading ini biasanya terlihat menjelang sore, terutama di sekitar Pos 2 pada ketinggian kurang lebih 700 mdpl.
Dalam tradisi masyarakat setempat, Jalak Lawu memiliki kisah tersendiri. Mengacu pada buku Mitos Gunung Lawu dalam Masyarakat Jawa karya Supriyanto yang dikutip detikJatim, burung ini diyakini sebagai jelmaan dari Wongso Menggolo, abdi setia Raja Brawijaya V.
Menurut cerita turun-temurun, Wongso Menggolo diberi amanat untuk menjaga serta membantu keturunan Brawijaya yang kelak mendaki Gunung Lawu.
7. Destinasi di Kaki Gunung Lawu
Merangkum informasi situs Gunung Bagging, di sisi selatan jalur utama yang membelah kawasan Gunung Lawu, terbentang deretan puncak setinggi 2.000 mdpl yang kemudian membentuk perbukitan selatan Lawu. Salah satunya yaitu Bukit Mongkrang, berada di ketinggian 2.194 mdpl.
Bukit Mongkrang memiliki dua puncak yaitu Puncak Candi 1 dan Puncak Candi 2. Rute menuju bukit ini dimulai dari Desa Tlogo Dringo, Gondosuli, Tawangmangu.
Di bagian selatan Bukit Mongkrang, terdapat puncak Gunung Jobolarangan atau Jokolangan. Memiliki ketinggian 2.312 mdpl, gunung ini memiliki rute yang menantang dan jarang dikunjungi pendaki. Rutenya dimulai dari Desa Wonomulyo, Genilangit.
Selain Jokolangan, terdapat juga Gunung Semilir (Semar) dan Gunung Kukusan. Gunung Semilir dengan ketinggian 2.023 mdpl yang diakses dari wilayah Girimanik, sedangkan gunung Kukusan memiliki ketinggian 1.921 mdpl yang berbentuk seperti piramida.
Dari keempat pegunungan di sekitar Gunung Lawu, Bukit Mongkrang menjadi destinasi favorit pendaki karena treknya yang mudah dan aman bagi pemula.






