Sebuah tim pendaki berhasil mencapai puncak Gunung Everest dan kembali lagi ke basecamp hanya dalam tempo lima hari. Mereka menghirup gas ajaib untuk mempersingkat aklimatisasi di gunung tertinggi sejagat itu.
Dikutip dari AP, Kamis (29/5/2025), rombongan itu diisi oleh empat pendaki Inggris yang tergabung dalam ekspedisi Furtenbach Adventures yang berbasis di Austria. Para pendaki mencapai puncak setinggi 8.848 mdpl itu dalam waktu yang fantastis, super singkat.
Para pendaki itu tidak berlama-lama di Kathmandu, juga tidak melakukan aklimatisasi di di ketinggian.
Ya, pendakian Everest tradisional membutuhkan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan karena pendaki memerlukan aklimatisasi di gunung. Langkah itu dilakukan agar tubuh pendaki siap menghadapi perbedaan tekanan udara dan oksigen yang lebih rendah.
Para pendaki Inggris itu melakukan pendakian degan operator pendakian milik Lukas Furtenbach. Tim pendaki Inggris itu meninggalkan London pada 16 Mei kemudian pendakian dilakukan pada 21 Mei. Mereka kembali ke rumah dua hari kemudian.
Pendakian itu tercatat sebagai pendakian tercepat yang pernah tercatat di puncak tertinggi di dunia, termasuk perjalanan para pendaki dari rumah mereka dan kembali.
Untuk memangkas aklimatisasi itu mereka menghirup gas Xenon. Furtenbach mengatakan menggunakan gas Xenon dan teknologi terkini membuat pendakian Gunung Everest tidak hanya lebih cepat, tetapi juga lebih baik bagi lingkungan, mengurangi sampah dan limbah.
“Satu-satunya alasan mengapa kami bekerja dengan Xenon adalah untuk membuat pendakian lebih aman, untuk melindungi pendaki dari penyakit ketinggian,” kata Furtenbach saat tim pendaki itu kembali ke Kathmandu.
“Kami dapat melihat orang meninggal di Everest setiap tahun dan ini mungkin merupakan salah satu langkah untuk memperbaiki situasi agar pendakian gunung di dataran tinggi lebih aman,” dia menambahkan.
Dia juga memastikan bahwa para pendaki telah melakukan persiapan selama berbulan-bulan, berlatih di tenda hipoksia, dan menjalani perawatan gas Xenon di sebuah klinik di Jerman hanya dua minggu sebelum berangkat ke Nepal.
Menuai pujian, tetapi pendakian itu juga menuai kontroversi dan bahkan telah menimbulkan kekhawatiran. Otoritas pendakian Gunung Nepal bakal melakukan penyelidikan.
Metode baru itu diyakini bisa mengurangi waktu yang dihabiskan pendaki di luar negara asal mereka. Selain itu, memangkas durasi hari yang mereka perlukan untuk mengambil cuti kerja sekaligus memangkas biaya.
Furtenbach mengatakan kemampuan untuk mendaki puncak dalam waktu singkat juga dapat mengurangi dampak lingkungan terhadap gunung.
“Limbah manusia merupakan salah satu masalah terbesar di base camp Everest. Jika orang menghabiskan waktu satu minggu di sana dibandingkan dengan delapan minggu, maka limbah manusia berkurang hingga 75%,” kata dia.
“Ini merupakan pengurangan besar sampah di gunung dan juga sumber daya yang harus dibawa ke back camp dan harus dibawa ke atas gunung,” dia menambahkan.
Nepal tidak memiliki aturan tentang berapa hari pendaki harus menghabiskan waktu untuk beraklimatisasi atau melakukan pendakian latihan. Izin untuk mendaki Everest, yang masing-masing berharga USD 11.000, berlaku selama 90 hari. Musim pendakian biasanya berakhir pada akhir Mei, saat cuaca memburuk dan musim hujan dimulai. Tali dan tangga yang dipasang di gunung kemudian ditarik keluar.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Departemen pendakian gunung Nepal mengeluarkan pernyataan pers yang mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki penggunaan gas Xenon.