Terletak di perbatasan antara Dukuh Kuncen dan Dongkolan di Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. DAM Kali Pleret adalah peninggalan bersejarah yang memiliki nilai budaya, ekologis, serta potensi ekonomi yang signifikan.
Dibangun pada era kolonial, DAM ini awalnya berfungsi sebagai pengatur pengairan bagi sawah dan perkebunan yang kala itu menjadi bagian dari pabrik gula, dan kemudian berganti menjadi pabrik karung.
Hingga hari ini, DAM Kali Pleret tetap berdiri sebagai saksi bisu perjalanan sejarah, sembari menawarkan peluang besar untuk pengembangan wisata lokal yang belum tersentuh sepenuhnya.
Dengan aliran air yang tenang dan debit air yang dapat diatur, DAM ini menawarkan suasana yang ideal untuk kegiatan memancing, menjadikannya tempat favorit bagi para pehobi memancing di wilayah tersebut.
Selain itu, area sekitar DAM dapat dimanfaatkan untuk keramba perikanan dengan budidaya ikan konsumsi seperti nila dan lele. Lokasi DAM yang strategis dan suasana tenangnya membuka peluang untuk mengembangkan wisata pemancingan berbasis desa.
Dengan perencanaan yang matang, kawasan ini dapat diubah menjadi destinasi yang tidak hanya menarik pengunjung lokal tetapi juga wisatawan dari luar daerah.
Kombinasi antara wisata pemancingan, edukasi perikanan, dan keramba ikan akan memberikan nilai tambah yang mendukung ekonomi masyarakat sekitar.
Salah satu harapan pengembangan DAM Kali Pleret adalah melalui inisiasi Koperasi Desa Merah Putih, yang memiliki fokus pada pemberdayaan desa. Koperasi ini dapat membantu warga Dukuh Kuncen dan Dongkolan untuk mengelola DAM secara profesional, menghadirkan tata kelola yang berbasis komunitas.
Pendekatan koperasi memungkinkan warga terlibat langsung dalam pengelolaan DAM, memberikan dampak ekonomi yang lebih nyata. DAM ini dapat menjadi sumber pendapatan desa melalui berbagai aktivitas seperti tiket masuk wisata, hasil perikanan keramba, hingga penyewaan alat memancing.
Koperasi Desa Merah Putih memiliki peluang untuk menyediakan pelatihan teknis, mendukung promosi destinasi, dan memberikan pembiayaan awal guna memperbaiki dan menata kawasan DAM.
Pendekatan ini tidak hanya menjadikan DAM sebagai tempat yang berfungsi ekologis, tetapi juga sebagai pusat aktivitas ekonomi kreatif masyarakat.
Di tengah potensi yang besar, DAM Kali Pleret menghadapi tantangan terkait kebersihan dan perawatan. Sampah yang kerap ditemukan di area DAM tidak hanya mengurangi estetika tetapi juga mengancam kelestarian ekosistem.
Kesadaran warga akan pentingnya menjaga DAM menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan kawasan ini. Salah satu langkah awal yang dapat diambil adalah melalui program lingkungan yang digagas oleh pemerintah desa.
Kerja bakti rutin atau kampanye kebersihan dapat menjadi sarana edukasi bagi warga. Melibatkan generasi muda dalam pelestarian DAM serta mengintegrasikan nilai kearifan dan tradisi lokal adalah cara efektif untuk menjaga warisan ini.