Seekor harimau bengal di negara bagian Assam, India timur laut, ditemukan mati secara tragis. Harimau itu dibunuh dan dipotong-potong oleh segerombolan warga desa.
Dikutip dari BBC, Rabu (28/5/2025), peristiwa memilukan itu terjadi di Distrik Golaghat. Kasus tersebut telah didaftarkan oleh Departemen Kehutanan Assam.
Pejabat kehutanan, Gunadeep Das, mengatakan harimau tersebut tewas akibat luka tajam, bukan karena tembakan. Tragisnya, sekitar seribu orang diduga terlibat dalam penyerangan tersebut, yang menyebabkan bangkai harimau ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Pembunuhan harimau bengal bukanlah kejadian baru di Assam. Tahun ini saja, pembunuhan terhadap harimau itu menjadi kasus ketiga yang dilaporkan.
Harimau adalah satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Satwa Liar India (1972), yang melarang perburuan dan perdagangan bagian tubuhnya.
Mrinal Saikia, anggota parlemen Assam, mengutuk keras tindakan tersebut dan menyerukan tindakan tegas terhadap pelaku. Ia juga membagikan video yang memperlihatkan kondisi bangkai harimau yang hilang sebagian kulit dan anggota tubuhnya.
Asal usul harimau yang dibunuh ini tidak jelas, namun lokasi penemuan bangkainya sekitar 20 km dari Taman Nasional Kaziranga, sebuah kawasan konservasi yang terkenal dan menjadi tujuan wisata alam penting di Assam.
Peristiwa itu menimbulkan keprihatinan, karena Assam selama ini dikenal sebagai surga bagi penggemar wisata satwa liar, terutama untuk melihat harimau bengal di habitat aslinya. Konflik manusia dengan satwa liar seperti ini dapat berdampak negatif pada citra kawasan konservasi dan pariwisata setempat.
Wisata alam dan ekowisata sangat bergantung pada kelestarian dan keberadaan satwa langka seperti harimau. Jika konflik terus berlanjut, minat wisatawan untuk berkunjung bisa menurun, yang berimbas pada perekonomian daerah.
Meskipun populasi harimau di Assam terus meningkat dari 70 ekor pada 2006 menjadi 190 ekor pada 2019 berkat upaya konservasi, habitat yang menyusut dan kurangnya koridor satwa antara taman nasional tetap menjadi tantangan utama.
Kasus-kasus seperti pembunuhan ini menunjukkan perlunya keseimbangan antara perlindungan satwa liar dan kebutuhan masyarakat sekitar, agar keberlanjutan ekowisata dan konservasi dapat terjaga.