Heboh! Mees Hilgers Terkena ‘Virus’ Goyang Maumere

Posted on

Mees Hilgers, bek naturalisasi Timnas Indonesia, mencuri perhatian saat berjoget mengikuti lagu Gemu Fa Mi Re. Joget ikonik asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu begitu mudah menular.

Aksi Hilgers itu viral lewat video di akun Instagram timnasindonesia. Hilgers tidak sendirian,d ia berjoget bersama pemain Timnas Indonesia lain dalam perayaan ulang tahun ke-55 Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, di Bali pada 30 Mei 2025.

Saat itu, Nadeo Argawinata sedang memegang microphone dan menyanyikan lagu Gemu Fa Mi Re Lagu itu berasal dari Maumere, dan sering dijadikan pengiring senam massal karena iramanya yang ceria dan gerakannya yang mudah diikuti.

Meskipun bukan tarian tradisional dalam arti klasik, lagu ini telah menjadi bagian dari budaya populer Indonesia. Lagu itu kerap dinyanyikan dan boleh dibilang dipentaskan bersama-sama dengan goyangan khasnya.

Aksi Hilgers itu direspons dengan berbagai komentar dan tanda like, termasuk oleh Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. “Ya ampun anak-anak lucu banget. Semoga menambah semangat untuk kemenangan kita di dua laga Juni ini ya… Aamiin,” tulis Hetifah.

“Biduan mahal nih,” kata salah satu warganet.

Yang lain menimpali,”Siapa yang ngajarin jadi biduan.”

Tentang Goyang Maumere

Goyang Maumere atau Tari Gemu Fa Mi Re adalah tarian kreasi modern yang terinspirasi dari budaya lokal Maumere, Kabupaten Sikka, NTT. Meski gerakannya menyerupai tarian tradisional, Goyang Maumere bukanlah tarian adat yang diwariskan secara turun-temurun.

Tarian itu mulai populer pada awal 2010-an seiring viralnya lagu Gemu Fa Mi Re ciptaan Nyong Franco atau nama lengkapnya Frans Kornelius. Frans bekerja sebagai guru seni budaya di SMK Yohanes 23, Maumere, Flores.

“Jadi, yang pertama lagu ini saya ciptakan, saya buat pada tahun 2011, bulan Mei dirilis. Kemudian mulai memasyarakat itu sekitar tahun 2012, kemudian mulai meluas di tahun 2014 hingga sekarang,” kata Frans dalam arsip wawancara detiknews pada 2018.

Pada 2018, Frans hadir di Mabes, Cilangkap, Jakarta Timur saat jajaran TNI dan Polri memecahkan rekor MURI tari Gemu Fa Mi Re dengan peserta terbanyak.

Sejak itu, lagu dan goyangan Gemu Fa Mi Re menjelma menjadi simbol semangat kebersamaan berkat gerakannya yang sederhana, ritmis, dan mudah diikuti oleh semua kalangan.

Tarian itu biasa dibawakan secara berkelompok, dalam formasi baris atau melingkar, mencerminkan nilai gotong royong dan kekompakan khas masyarakat Indonesia. Lirik lagu yang menggunakan bahasa lokal turut memperkuat identitas kedaerahan dan menjadikan tarian ini sebagai ekspresi kebanggaan masyarakat NTT.

Frans mengisahkan awal pembuatan lagu Gemu Famire atau juga dikenal dengan goyang Maumere karena keinginannya memberikan oleh-oleh yang mudah diingat buat mereka yang baru pulang dari Maumere. Bentuknya, sebuah lagu.

“Inspirasinya itu sebenarnya, jujur saja, waktu saya buat saya membayangkan bahwa lagu ini untuk oleh-oleh semua tamu atau masyarakat, siapa saja yang datang ke Maumere. Mereka boleh mendengar lagu ini dan mereka boleh menjadikan ini oleh-oleh,” kata Frans.

“Jadi, memang fokusnya saya waktu itu, saya harus buat suatu lagu yang kalau orang datang, mereka dengar, mereka ingat, mereka senang dan mereka akan pulang membawa ini,” ujar dia.

Frans mengatakan makna lagu tersebut untuk bergembira. Untuk tarian putar ke kiri dan ke kanan juga sebagai bentuk kegembiraan dengan ada lirik menari putar ke kiri dan putar ke kanan.

Kini, Goyang Maumere tak hanya menjadi bagian dari budaya populer Indonesia timur, tapi juga alat promosi pariwisata yang memperkenalkan semangat ceria dan inklusif khas NTT kepada khalayak luas, baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *