Kabar gembira disampaikan Taman Safari Indonesia (TSI). Mereka mengumumkan kelahiran seekor bayi panda raksasa pada 27 November 2025 di fasilitas konservasi di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Bayi panda ini lahir setelah bertahun-tahun program konservasi dan kerja sama internasional antara Indonesia dan China. Sejak kedatangan panda raksasa Huchun dan Caitao pada 2017, TSI bersama tim ilmuwan China menjalankan program konservasi selama satu dekade.
“Kelahiran ini menjadi capaian akhir tahun yang membanggakan bagi Indonesia, sekaligus simbol kemajuan kolaborasi konservasi internasional,” pernyataan TSI dalam rilis yang diterima detikTravel, Senin (8/12/2025).
Taman Safari juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah China dan tim ahli yang mendukung secara konsisten sejak masa kebuntingan hingga proses kelahiran.
Proses reproduksi ini dilakukan dengan sangat hati-hati dan ilmiah. Pemantauan hormon, observasi perilaku induk, serta penerapan standar kesejahteraan satwa internasional menjadi faktor penting, mengingat panda betina hanya memiliki masa subur 24-72 jam setiap tahun.
Setelah kelahiran, bayi panda langsung mendapatkan perawatan optimal dari tim Life Science TSI dan spesialis nursery dari Panda Center yang tiba pada 30 November untuk memastikan fase perkembangan awal berjalan baik.
“Saat ini, bayi panda berada dalam kondisi stabil dengan indikator kesehatan yang positif, seperti vokalisasi normal, proses menyusu efektif, dan kenaikan berat badan yang konsisten,” pernyataan TSI.
Dalam 30-60 hari ke depan, bayi panda itu diharapkan mulai membuka mata, tumbuh bulu, meningkatkan kemampuan motorik, dan mengatur suhu tubuhnya secara mandiri. Para ahli dari China Conservation and Research Centre for the Giant Panda (CCRCGP) tetap berada di Indonesia untuk pendampingan teknis.
Pada 4 Desember 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi menamai bayi panda Huchun ini Satrio “RIO”, yang berarti “ksatria” atau “pahlawan” dalam bahasa Indonesia. Nama tersebut melambangkan harapan, ketangguhan, dan komitmen kedua negara dalam melindungi spesies yang terancam punah.
“Keberhasilan itu menegaskan posisi Taman Safari Indonesia sebagai lembaga konservasi yang kredibel, dengan dedikasi pada perlindungan satwa liar, penelitian ilmiah, dan edukasi lingkungan,” pernyataan TSI.
“Selain menjadi kebanggaan nasional, kelahiran bayi panda ini menunjukkan bahwa kerja sama jangka panjang, disiplin ilmiah, dan perawatan penuh kasih sayang dapat menghasilkan hasil nyata dalam upaya pelestarian spesies langka,” pernyataan ditambahkan.
