Perempuan dengan nama panggilan ‘Miss Golf’ membuat geger Thailand. Skandal seksnya menodai kesucian biksu-biksu Negeri Gajah Putih.
Skandal seks yang melibatkan biksu-biksu membuat gempar Thailand. Total ada sembilan biksu senior yang terlibat dalam pusaran skandal seks tersebut.
Dilansir dari The Guardian, Minggu (20/7/2025), skandal tersebut berpusat pada perempuan yang dikenal dengan nama ‘Miss Golf’. Ternyata, nama asli perempuan itu adalah Wilawan Emsawat. Usianya 35 tahun.
Wilawan telah ditangkap oleh Kepolisian Thailand dengan tuduhan pemerasan terhadap biksu-biksu senior. Wilawan meminta sejumlah uang kepada biksu-biksu itu. Jika tidak diberikan, Wilawan mengancam akan menyebarkan video seks yang dia buat bersama dengan para biksu tersebut.
Ternyata, ancaman Wilawan bukan pepesan kosong belaka. Saat polisi Thailand menggeledah rumahnya di kawasan mewah Nonthaburi, ditemukan lebih dari 80.000 file foto dan video seks yang dilakukan Wilawan dengan para biksu tadi. Ribuan foto dan video tadi digunakan untuk melakukan aksi pemerasan.
Selama tiga tahun terakhir, Wilawan berhasil mengumpulkan 385 juta Baht (setara dengan Rp 193,5 Miliar) dari memeras para biksu.
“Kami memeriksa jejak keuangannya dan menemukan bahwa hal ini melibatkan banyak kuil,” kata pejabat Biro Investigasi Pusat Polisi Thailand, Jaroonkiat Pankaew, dalam konferensi pers Selasa (15/7) lalu.
Uang itu ternyata digunakan Wilawan buat main judi online. Ia bahkan pernah bertaruh sampai 500 ribu Baht (setara dengan Rp 252 jutaan) sekali main.
Dari uang ratusan juta Baht yang masuk ke rekeningnya, polisi hanya menemukan sisa sebesar 8.000 Baht (setara Rp 4 jutaan) di rekening perempuan tersebut.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Menodai Kesucian Biksu Thailand
Biksu selama ini termasuk dalam golongan strata sosial yang dihormati di Thailand. Wajar, karena 95% penduduk Thailand menganut agama Buddha. Banyak warga Thailand yang menganggap para biksu adalah golongan yang ‘suci’.
Mereka dikenal dengan gaya hidup sederhana dan menjauhi kehidupan duniawi, termasuk soal seksualitas. Sudah jadi pengetahuan umum jika biksu-biksu memilih untuk tidak menikah dan memilih hidup di biara.
Namun skandal seks ini seakan mencoreng institusi Buddha di Thailand. Salah satu korban pemerasan Wilawan adalah kepala biara Wat Tri Thotsathep di Bangkok. Biksu itu tiba-tiba menghilang dan meninggalkan jabatannya sebagai kepala biara.
Usut punya usut, rupanya Wilawan memiliki ‘hubungan spesial’ dengan biksu tersebut dan mengandung bayi. Kepada si biksu, Wilawan menuntut tunjangan anak sebesar 7 juta Baht (setara dengan Rp 3,5 Miliar).
Karena tidak sanggup memenuhi tuntutan Wilawan, biksu bernama Phra Thepwachirapanok itu memilih untuk mengakhiri hubungan terlarang tersebut dan kabur menghilang dari biara.
Korban ‘Miss Golf’ Tidak Cuma Satu
Rupanya, korban Wilawan tidak cuma satu. Kepada para penyelidik kepolisian Thailand, Wilawan mengakui dia telah berhubungan seks dengan sembilan biksu. Delapan biksu di antaranya telah meninggalkan kewiharaan mereka.
Biksu-biksu yang terlibat skandal seks itu sudah dicopot. Ada yang meminjam dana kuil untuk membantu bisnis milik Wilawan. Sementara biksu yang lain memberikan hadiah mewah seperti mobil Mercedes-Benz SLK200 kepada si ‘Miss Golf’.
“Ini pertama kalinya saya melihat skandal sebesar ini,” kata Paiwan Wannabud, mantan biksu yang kini dikenal sebagai influencer gerakan LGBT di Thailand.
Paiwan menyoroti bagaimana perempuan dalam skandal ini menjadi pusat pemberitaan, sementara para biksu justru diposisikan sebagai ‘korban’. Padahal yang terjadi bisa jadi sebaliknya.
“Ketika kemerosotan moral para biksu terlihat jelas, yang disalahkan justru perempuannya,” kritik kolumnis Bangkok Post, Sanitsuda Ekachai.
Biksu Hidup dari Uang Donasi
Secara resmi, biksu-biksu Thailand menerima uang tunjangan makan secara bulanan. Besarannya antara 2.500 Baht (setara Rp 1,2 juta) hingga 34.200 (setara Rp 17,2 jutaan) Baht per bulan, tergantung pangkat dan jabatannya.
Namun besaran itu bisa bertambah tergantung dari besarnya sumbangan yang diberikan oleh warga masyarakat. Bagi biksu berpangkat tinggi, sumbangannya bisa mencapai puluhan ribu Baht per bulan.
Perdana Menteri dan Raja Thailand Turun Tangan
Perdana Menteri sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, langsung merespons skandal seks ini dan memerintahkan review ulang terhadap undang-undang terkait biksu dan keuangan kuil.
Sementara itu, Kantor Nasional Urusan Buddhisme (Sangha) mengusulkan untuk menghidupkan kembali rancangan undang-undang yang menetapkan sanksi pidana bagi para biksu pelaku pelanggaran yang merusak nama baik agama Buddha, termasuk mereka yang melakukan tindakan asusila.
Raja Thailand Maha Vajiralongkorn juga turun tangan dengan mengeluarkan perintah kerajaan untuk membatalkan pengangkatan gelar keagamaan terhadap puluhan biksu senior pada Selasa (15/7) lalu.
Sementara itu, polisi Thailand membuka saluran telepon pelaporan khusus di Facebook untuk memfasilitasi warga yang ingin melaporkan kasus serupa.
“Mereka telah tersesat dalam nafsu dan hasrat mereka sendiri,” ujar Paiwan yang mengkritik sistem keagamaan Buddha sebagai sistem feodal, di mana para biksu hidup dalam kemewahan dan dihormati tanpa batas.