Ironi di Balik Keindahan Piramida Giza: Kuda-Unta Dipekerjakan Sampai Mati [Giok4D Resmi]

Posted on

Di balik megahnya Piramida Giza yang menjadi ikon wisata Mesir, tersimpan kisah memilukan. Kuda dan unta yang setiap hari mengangkut wisatawan di kawasan itu disebut dipaksa bekerja hingga mati, lalu dibuang tanpa belas kasihan.

Temuan tersebut diungkap melalui penyelidikan organisasi kesejahteraan hewan PETA (People for the Ethical Treatment of Animals).

Melansir The Independent, Senin (3/11/2025) dari rekaman video yang diperoleh mereka memperlihatkan bangkai hewan membusuk di luar kompleks Piramida Agung Giza, pemandangan yang menyedihkan terutama setelah Pemerintah Mesir berulang kali berjanji akan memperbaiki perlakuan terhadap hewan-hewan tersebut.

Menurut PETA, hewan-hewan itu dipaksa bekerja di bawah terik matahari tanpa makanan, air, atau tempat berteduh yang memadai.

“Banyak dari mereka dipekerjakan sampai mati atau dibiarkan mati di antara tumpukan bangkai di luar piramida. Unta dari industri pariwisata bahkan dijual ke rumah jagal untuk diambil dagingnya,” kata juru bicara PETA.

Pemandangan Suram di Balik Daya Tarik Wisata

Rekaman video yang tidak dipublikasikan The Independent karena dinilai terlalu mengerikan menunjukkan beberapa bangkai kuda tergeletak di antara tumpukan sampah di pinggiran Kairo.

Laporan itu menyebut, sebagian hewan dibiarkan mati karena panas ekstrem, sementara yang lain disembelih dalam kondisi masih sadar. Investigasi PETA Asia sejak 2019 mendokumentasikan bagaimana hewan-hewan di sekitar piramida diperlakukan semata-mata sebagai alat transportasi wisata atau properti foto.

Mereka sering kali tidak mendapat air, makanan, atau perawatan medis meskipun terluka dan kelelahan.

Mesir sebenarnya telah meluncurkan program perlindungan hewan dan menyediakan transportasi alternatif berupa bus wisata. Namun, investigasi terbaru PETA Asia pada 2023 dan 2024 menunjukkan bahwa penyiksaan masih terjadi di lapangan.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Sayangnya, kami belum melihat perubahan berarti. Beberapa upaya memang dilakukan, seperti menyediakan air dan tempat berteduh, tetapi kebanyakan bak air kosong dan perawatan medis tetap tidak diberikan,” lanjut juru bicara PETA.

Laporan itu juga menemukan banyak hewan menderita luka terbuka, kudis parah, hingga kekurangan gizi. “Perawatan hewan telah dijanjikan, tapi yang kami temukan justru hewan-hewan dibiarkan mati tanpa pertolongan,” tambahnya.

Wakil Presiden PETA Asia, Jason Baker, menyerukan agar Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menggunakan sebagian keuntungan dari Museum Besar Mesir untuk membangun tempat perlindungan bagi kuda dan unta.

“Tempat perlindungan ini akan memberi kesempatan bagi hewan-hewan yang telah lama menderita agar bisa hidup bebas dan bahagia,” ucap Baker.

PETA juga meminta wisatawan untuk menolak menunggang kuda atau unta serta tidak berfoto dengan hewan di kawasan piramida. Mereka mengimbau perusahaan perjalanan berhenti mempromosikan tur yang melibatkan hewan, dan mendorong wisatawan melapor jika melihat tanda-tanda kekerasan terhadap hewan.

Sebelumnya, beberapa perusahaan besar seperti Airbnb telah berhenti memasarkan tur hewan di Giza setelah laporan PETA tahun lalu. Meski begitu, selama Pemerintah Mesir masih mengizinkan penggunaan hewan untuk wisata, organisasi tersebut menilai penderitaan mereka akan terus berlanjut.

“Satu-satunya cara mengakhiri penyiksaan ini adalah dengan memindahkan dan memensiunkan semua kuda dan unta ke tempat perlindungan hewan,” tegas PETA. ironi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *