Jemaah haji ilegal RI ditemukan tewas di tengah gurun pasir Arab Saudi. Tragisnya, jenazah korban terancam tak bisa dipulangkan ke tanah air karena terkendala masalah biaya.
Seorang WNI asal Pamekasan, Madura diketahui berangkat haji secara ilegal. Ia ditemukan meninggal dunia di tengah gurun pasir karena ditelantarkan oleh sopir taksi.
Jenazah korban kini terancam tak bisa pulang lantaran terbentur biaya yang dinilai terlalu mahal oleh pihak keluarga.
Keresahan itu disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat setempat, Junaidi yang juga mantan Kepala Desa Blumbungan. Ia mengatakan, keluarga dosen salah satu kampus Islam di Pamekasan ini sudah pasrah dengan kondisi tersebut.
“Pasrah lantaran dimintai uang sekitar 12 ribu riyal atau sekitar Rp 52 juta, ditambah ongkos pesawat dan peti mati sekitar Rp 15 juta. Jadi total butuh kurang lebih Rp 67 juta. Pihak keluarga tidak mampu, apalagi meninggalkan dua anak yatim dan utang Rp 250 juta,” ujar Junaidi, Selasa (3/6/2025).
Kondisi ini membuat keluarga korban benar-benar tidak berdaya. Mereka hanya bisa berharap adanya uluran tangan dermawan yang bersedia membantu agar jenazah SM bisa dipulangkan ke kampung halaman.
Sebelumnya, jenazah korban rencananya akan dipulangkan setelah perayaan Idul Adha. Namun, lantaran terbentur kendala keuangan, keluarga pun tak mampu berbuat banyak.
“Kalau nanti tidak diurus jenazahnya, informasinya ya akan dimakamkan di Saudi, tapi di luar tanah haram,” cerita Junaidi.
Sebelumnya, SM diketahui menempuh perjalanan ke Makkah secara ilegal bersama 2 WNI lainnya berinisial J dan S. Saat dievakuasi, SM sudah dalam keadaan meninggal, sedangkan 2 orang lainnya dalam kondisi dehidrasi berat.
Dilansir dari detikHikmah, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah mengonfirmasi kebenaran kabar ini. Peristiwa ini terjadi pada 27 Mei 2025. Ketiganya diketahui menggunakan visa ziarah multiple dan mencoba masuk ke Makkah tanpa dokumen haji resmi dengan menumpang taksi gelap.
Sopir taksi yang takut tertangkap patroli memaksa ketiganya turun di tengah gurun pasir, di mana suhu ekstrem menjadi ancaman serius. Di tengah perjalanan yang sangat berbahaya itulah SM ditemukan meninggal sedangkan J dan S berhasil diselamatkan pihak berwenang.
“Ketiganya nekat masuk Makkah tanpa prosedur resmi. Mereka ditinggalkan di tengah gurun oleh sopir taksi lalu ditemukan aparat keamanan menggunakan drone. SM sudah dalam keadaan meninggal, sementara dua lainnya dirawat di rumah sakit,” ujar Konjen RI Jeddah, Yusron B Ambary, Minggu (31/5).
Sebelum ditelantarkan di tengah gurun pasir itu almarhum SM bersama 10 WNI lainnya sudah sempat terjaring razia aparat keamanan Saudi dan diusir ke Jeddah. Tetapi SM tetap berupaya kembali ke Makkah melalui jalur tidak resmi.
Saat ini jenazah almarhum SM masih berada di rumah sakit Makkah untuk proses visum. Berkaitan dengan jenazah SM ini KJRI Jeddah telah berkoordinasi dengan pihak keluarga di Madura dan tengah mempersiapkan proses pemakaman.
Konjen Yusron mengimbau agar seluruh WNI tidak tergiur ajakan mengikuti haji secara non-prosedural yang melanggar hukum dan membahayakan jiwa.
“Haji harus dijalankan secara sah dan sesuai aturan. Jangan sampai hanya karena memaksakan diri, nyawa melayang. Uang hilang, haji pun gagal,” tegasnya.
KJRI Jeddah terus mengedukasi masyarakat agar senantiasa mengikuti aturan pemerintah Arab Saudi dalam menjalankan ibadah haji. Penegakan hukum dan sistem pengawasan ketat oleh otoritas Saudi menjadikan aktivitas haji ilegal sebagai tindakan yang sangat berisiko.
——–
Artikel ini telah naik di detikJatim.