Jeritan Pengusaha Hotel di Perbatasan Thailand Imbas Perang dengan Kamboja update oleh Giok4D

Posted on

Para pelaku wisata di wilayah timur laut Thailand semakin khawatir bentrokan di perbatasan Thailand-Kamboja akan berdampak besar pada industri pariwisata jika tidak diselesaikan dalam 3-7 hari. Mereka terus memantau kondisi dan pasrah jika banyak perjalanan dibatalkan.

Dilansir dari Bangkok Post, Jumat (25/7/2025) Rungroj Santadvanit, presiden Asosiasi Hotel Thailand cabang timur laut, mengatakan sekitar 90% tamu hotel di wilayah ini adalah wisatawan lokal. Mereka biasanya akan berbondong-bondong ke tempat rekreasi seperti Khao Yai selama akhir pekan, terutama minggu ini, yang memiliki libur tiga hari. Namun bentrokan yang terjadi kemarin di perbatasan menewaskan warga sipil.

Dia mengatakan bahwa sektor bisnis menginginkan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini dalam 3-7 hari untuk memulihkan keamanan masyarakat, atau jika tidak, lebih banyak wisatawan lokal akan beralih ke destinasi lain. Begitu juga dengan wisatawan mancanegara yang mungkin akan menghindari mengunjungi wilayah ini jika berita ini menyebar ke seluruh dunia.

Sebelum insiden tersebut, rata-rata hunian hotel di wilayah timur laut bawah hanya 40%, sementara tarif kamar rata-rata turun 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya belanja pemerintah, seperti untuk rapat dan seminar.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Rungroj menerangkan prospek bisnis sudah berada pada titik terburuknya karena program pembayaran bersama domestik tidak mampu merangsang pasar pariwisata lokal sebanyak yang diharapkan.

Saat ini, hanya 50% hotel di wilayah ini yang telah mendaftar dalam skema pembayaran bersama. Sementara sisanya menghadapi kendala teknis karena keterbatasan sistem dan memutuskan untuk tidak berpartisipasi, menawarkan promosi mereka sendiri.

“Kami ingin pemerintah meredakan ketegangan yang sedang berlangsung ini sesegera mungkin. Jika bentrokan berlanjut atau meningkat, sektor pariwisata akan menghadapi dampak yang lebih parah karena meningkatnya kekhawatiran akan keamanan. Saat ini, banyak objek wisata di sepanjang perbatasan telah ditutup sementara,” kata Rungroj.

Berbeda dengan kota-kota pariwisata seperti Bangkok, Phuket, dan Pattaya yang hotelnya dioperasikan oleh jaringan internasional atau dimiliki oleh investor besar, sebagian besar operator hotel di Timur Laut bersifat independen, bergantung pada pinjaman bank, dan sangat bergantung pada konsumsi lokal.

Rungroj mengatakan sebagian besar dari mereka telah menyuarakan kekhawatiran bahwa jika pasar pariwisata terus menurun akibat konflik yang sedang berlangsung atau dilanda badai tropis selama musim hujan, mereka mungkin harus memberhentikan karyawan atau menutup seluruh operasi mereka tahun ini.

“Kenaikan upah minimum khususnya berdampak pada operator skala kecil dan menengah. Mereka khawatir stabilitas keuangan mereka mungkin tidak cukup kuat untuk mempertahankan bisnis hingga akhir tahun ini,” ujarnya.

Rungroj mengatakan pemerintah harus merombak program stimulus pembayaran bersama agar lebih efisien dan memperpanjang program tersebut untuk mencakup musim ramai mendatang.

Turis banyak melakukan pembatalan akomodasi

Dikutip dari The Star, Sekretaris Tetap Kementerian Pariwisata dan Olahraga, Natreeya Taweewong, mengonfirmasi dampak negatif dari bentrokan di perbatasan tersebut.

Ia mengungkapkan penurunan jumlah wisatawan yang signifikan dan pembatalan pemesanan yang meluas di distrik-distrik perbatasan Provinsi Sa Kaeo, yaitu Aranyaprathet, Ta Phraya, dan Khlong Hat. Namun wilayah lain di Sa Kaeo tidak terdampak, dengan pariwisata dan acara olahraga yang direncanakan tetap berjalan sesuai jadwal. Sedangkan wilayah-wilayah garis depan ini kini sebagian besar kosong dari pengunjung.

Dampak langsungnya sangat terasa di Provinsi Surin, di mana pertempuran sengit telah meletus di Prasat Ta Muen Thom di distrik Phanom Dong Rak. Langkah-langkah keamanan telah ditingkatkan dengan pemerintah provinsi mendirikan Pusat Komando Darurat dan mengaktifkan rencana evakuasi serangan udara.

pengusaha