Akun Instagram Presiden Prabowo Subianto diserbu netizen Brasil. Mereka meminta Prabowo agar WN Brasil, Juliana Marins, yang terjatuh di GunungRinjani segera diselamatkan.
Juliana jatuh ke jurang sedalam sekitar 200 meter di jalur menuju Puncak Gunung Rinjani, Lombok Timur.
“Teman-teman, bantu Juliana. Saat ini dia pasti sangat kedinginan, lapar, haus dan kemungkinan besar terluka dan tidak bertenaga. Lakukan segala sesuatu untuk mengejar tujuan ini, Tuhan memberkati. Tidak ada yang Anda lakukan di bumi yang tidak dilihat Tuhan, Anda akan diberi pahala,” tulis seorang netizen Brasil di komentar akun IG Prabowo.
Tercatat ada ribuan komentar dari netizen Brasil di akun Prabowo. Hingga kini proses evakuasi Juliana terus dilakukan. Komentar warganet Brasil juga bisa terlihat di akun Balai TN Gunung Rinjani.
Update Evakuasi Juliana
Sementara itu pada Senin, 23 Juni 2025, Tim SAR Gabungan terus melanjutkan proses evakuasi terhadap Juliana yang jatuh di tebing sekitar Cemara Nunggal, jalur menuju puncak Rinjani.
Pukul 06.30 WITA, korban berhasil terpantau menggunakan drone, dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman ±500 meter dan secara visual dalam keadaan tidak bergerak.
“Dua personel rescue diturunkan untuk menjangkau lokasi korban dan mengecek titik pembuatan anchor kedua di kedalaman ±350 meter. Namun, setelah observasi, ditemukan dua overhang besar sebelum bisa menjangkau korban membuat pemasangan anchor tidak memungkinkan, Tim rescue harus melakukan climbing untuk bisa menjangkau korban,” tulis Balai TN Gunung Rinjani.
Evakuasi ini menghadapi medan ekstrem dan cuaca dinamis, kondisi kabut tebal mempersempit pandangan dan meningkatkan risiko. Demi keselamatan, tim rescue ditarik kembali ke posisi aman.
Pukul 14.30 WITA, rapat evaluasi digelar via Zoom bersama Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. Gubernur berencana meminjam helikopter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk mempercepat proses penyelamatan.
“Lakukan kemampuan terbaik kita, termasuk kemungkinan rescue melalui airlifting menggunakan helikopter dengan pilot spesifikasi airlifter. Supaya tidak kehilangan golden time (72 jam) penyelamatan,” ujar Iqbal dalam rapat koordinasi virtual, Senin (23/6/2025).
Kepala Kantor Basarnas Mataram secara teknis menjelaskan proses evakuasi mempergunakan helikopter dimungkinkan namun harus dipastikan spesifikasi helikopter paling tidak memiliki Hois untuk air lifting dan cuaca yang sangat cepat berubah juga mempengaruhi bisa tidaknya proses evakuasi mempergunakan helikopter.