Tragedi kapal wisata di Bengkulu yang tenggelam dan menelan 8 korban jiwa membuat Pemprov Bengkulu segera melakukan evaluasi.
Pemerintah Provinsi Bengkulu akan mengevaluasi kegiatan pariwisata di wilayah tersebut usai karamnya kapal wisata Tiga Putera yang mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dari 107 penumpang termasuk ABK di perairan laut Pantai Malabero pada Minggu (11/5) sore.
“Dengan kejadian ini banyak yang harus dibenahi dan dievaluasi. Dimana menjadi tugas Dinas Pariwisata dan Kementerian Perhubungan Laut untuk saling memeriksa kembali apa saja yang menjadi tugas masing-masing,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Murlin Hanizar di Mapolresta Bengkulu, seperti dikutip dari Antara, Rabu (14/5/2025).
Ia menyebut bahwa evaluasi tersebut dilakukan guna memperbaiki sejumlah fasilitas dan prosedur agar wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di sejumlah wilayah di Provinsi Bengkulu merasa aman dan nyaman.
“Evaluasi ini dilakukan untuk memperbaiki apa yang belum ada, sehingga ke depan prosedur dan pelaksanaan memang harus baik, karena bagaimanapun juga kebutuhan akan wisata terutama yang berkaitan dengan keindahan alam tidak bisa dipungkiri. Tetapi faktor-faktor pendukung seperti transportasi, SDA dan lainnya harus dipersiapkan dengan baik,” terangnya.
Kapolresta Bengkulu Kombes Sudarno menambahkan pihaknya telah berdiskusi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak terkait seperti Basarnas, TNI dan lainnya agar tidak ada kejadian serupa yang terjadi di Kota Bengkulu.
“Untuk mengantisipasi hal serupa kita telah berdiskusi dengan OPD dan pihak terkait nantinya kita akan menata ulang bagaimana kita bisa menyelamatkan pariwisata di Provinsi Bengkulu agar perjalanan wisata khususnya menuju Pulau Tikus bisa berjalan dengan baik,” sebut dia.
Untuk itu, diperlukan semua pihak untuk ikut melakukan evaluasi dan membangun regulasi terkait wisata alam di Provinsi Bengkulu.
“Dalam jangka waktu pendek kita masih melakukan evaluasi, tentu kita mengimbau masyarakat agar menggunakan alat transportasi yang benar,” ujar Sudarno.
Sebanyak 107 orang yang terdiri dari 101 penumpang dan enam orang anak buah kapal (ABK) menjadi korban tragedi kapal tenggelam tersebut. 99 orang penumpang dinyatakan selamat dan 8 orang meninggal dunia.
Dari 99 penumpang yang selamat, tiga orang di antaranya masih mendapatkan perawatan intensif di ruang ICU dan 10 korban mendapatkan perawatan rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu.