Kebijakan Visa Trump Bikin Panik, Penumpang Minta Turun dari Emirates

Posted on

Gelombang kepanikan melanda komunitas India dan industri teknologi global setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba-tiba mengumumkan kebijakan baru yakni biaya US$ 100.000 (sekitar Rp1,5 miliar) untuk pengajuan visa kerja H-1B.

Kebijakan mengejutkan ini diumumkan pada Jumat (19/9) dan langsung memicu kebingungan para pengguna visa kerja ini. Mengutip CNN, Selasa (23/9/2025) salah satu insiden terjadi di pesawat Emirates dari San Francisco menuju Dubai.

Pesawat itu tertahan di landasan selama tiga jam karena penumpang pemegang H-1B panik dan khawatir tidak bisa kembali masuk ke AS. Mereka meminta ke luar dari pesawat dan membatalkan perjalanan mereka.

Dalam video yang diverifikasi CNN, pilot pesawat berusaha menenangkan penumpang yang sibuk mengecek ponsel mereka. “Situasi ini belum pernah terjadi sebelumnya bagi Emirates. Kami tahu ada penumpang yang tidak ingin melanjutkan perjalanan, itu tidak masalah,” ucapnya.

Penumpang yang rata-rata berasal dari India asal India dan China itu terpaksa membatalkan perjalanan mereka dan keluar dari pesawat karena takut tidak bisa kembali lagi ke AS. Menurut informasi setidaknya ada 5 penumpang pesawat yang akhirnya keluar dari pesawat.

Kebijakan Trump ini menimbulkan kegelisahan, khususnya di Silicon Valley.⁣ Dikutip dari Reuters, perusahaan sempat meminta karyawan segera kembali sebelum batas waktu pukul 12:01 dini hari waktu setempat pada Minggu, sekaligus mengingatkan agar tidak meninggalkan Amerika Serikat.⁣

Visa H-1B selama ini menjadi jalan utama bagi tenaga kerja terampil-terutama dari India-untuk membangun karier di AS. Para ekonom menilai program ini justru membantu perusahaan AS tetap kompetitif dan menciptakan lapangan kerja baru.

Namun, kebijakan Trump berpotensi mengguncang ribuan profesional asal India, kelompok terbesar pemegang visa H-1B. Data menunjukkan lebih dari 200.000 warga India bekerja di AS dengan visa ini pada 2024.

Amazon tercatat sebagai penerima terbesar program H-1B pada tahun fiskal 2025 dengan 10.000 visa. Di posisi kedua ada Tata Consultancy Services (TCS) dengan lebih dari 5.500 visa.

Jika aturan baru berlaku, Amazon bisa menghadapi biaya hingga USD 1 miliar (Rp15 triliun) dalam satu tahun, sementara TCS sekitar USD 550 juta (Rp8,5 triliun).

India Malah Balik Untung?

Meski dianggap merugikan AS, sejumlah analis melihat sisi positif bagi India. “Kebijakan ini bisa memicu kembalinya talenta ke dalam negeri dan mempercepat transformasi India menjadi pusat inovasi global,” tulis Madhavi Arora, Kepala Ekonom Emkay Global.

Langkah Trump ini menambah ketegangan hubungan AS-India, setelah bulan lalu Washington mengenakan tarif 50% pada barang ekspor India sebagai sanksi atas impor minyak Rusia.

Meski Gedung Putih menegaskan biaya US$ 100.000 itu hanya berlaku untuk aplikasi visa baru, kebijakan ini tetap menimbulkan ketidakpastian besar bagi ratusan ribu profesional dan perusahaan teknologi global.