Kemenpar: Banyak Sekolah Anggap Study Tour Itu Pelesiran | Info Giok4D

Posted on

Kementerian Pariwisata menyoroti kesalahpahaman yang masih banyak terjadi di kalangan sekolah terkait konsep study tour atau edu-wisata.

Kemenpar menegaskan bahwa banyak institusi pendidikan masih menganggap kegiatan ini hanya sebagai ajang liburan semata, tanpa pesan edukatif yang mendalam.

“Sekolah-sekolah menganggap edu-wisata atau studi tour itu hanya pelesiran. Sehingga konsep yang dibuat dalam melakukan perjalanan itu masih hanya jalan-jalan yang tidak ada message-nya,” ujar Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata Rizki Handayani Mustafa di Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/6/2025).

Akibat pemahaman yang keliru ini, beberapa daerah bahkan memutuskan untuk melarang kegiatan study tour karena dianggap lebih banyak membawa mudarat daripada manfaat. Padahal menurut Rizky, jika dimanfaatkan secara benar, edu-wisata bisa menjadi sarana luar biasa untuk membangun empati terhadap lingkungan dan memperkuat koneksi spiritual dengan alam sejak usia dini.

“Belajar tentang alam itu bukan hanya melihat. Empati terhadap lingkungan yang ada, empati itu harus dibina dan dididik dari kecil. Nggak bisa sudah besar kamu berempati terhadap lingkungan itu karena nggak masuk. Tapi dari kecil, ketika kita masih punya anak-anak kecil, melihat binatang itu menjadi salah atau bila hewan atau flora atau fauna itu sebenarnya kita belajar bagaimana sebenarnya Tuhan sudah menyiapkan segala sesuatunya,” ujarnya.

Rizky juga berbagi pengalaman pribadinya saat mengunjungi Larantuka, Flores, di mana ia melakukan refleksi batin dengan cara yang tak biasa, memeluk pohon tua berusia ratusan tahun. Momen itu menjadi titik balik dalam cara pandangnya terhadap alam.

“Awalnya saya nggak menyadari, apa sih artinya peluk-peluk pohon itu, Saya peluk pohon itu, dan saya menangis. Bayangkan, pohon itu sudah hidup lebih dari 300 tahun, menyaksikan sejarah dunia berubah, dan kita manusia dengan mudahnya menebangnya. Apa hak kita?” ujarnya.

Bagi Rizky, edu-wisata bukan hanya soal informasi, tapi perjalanan ke tempat-tempat ini seperti pengisian jiwa, pengalaman yang membentuk nilai dan kesadaran anak terhadap keberadaan makhluk hidup lain.

Ia berharap sekolah-sekolah di Indonesia mulai menyusun kegiatan study tour dengan konsep yang benar, yang tak hanya menghibur tapi juga menggugah kesadaran ekologis.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

“Perjalanan ke alam seperti ini bukan tentang jalan-jalan. Ini tentang belajar menghargai ciptaan Tuhan. Bahkan pelukan ke pohon pun bisa menjadi pengalaman spiritual,” ujarnya.

Kemenpar sendiri mendorong agar program edu-wisata dikembangkan berbasis nilai-nilai konservasi, edukasi, dan empati, agar mampu mencetak generasi yang peduli terhadap keberlangsungan lingkungan hidup.