Pariwisata berkelanjutan merupakan salah satu program pariwisata yang digencarkan oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Terkait keberlanjutan di industri hotel, Kemenpar berkoordinasi dengan KLH (Kementerian Lingkungan Hidup) membahas kriteria hotel yang memenuhi status ‘green’.
Dalam H3 Summit 2025 yang digelar di Balairung Gedung Sapta Pesona Indonesia, Kamis (25/9/2025), Rizki Handayani Mustafa, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenpar mengapresiasi pembahasan yang diutarakan para humas hotel yang mengangkat tema ‘How Sustainability in Tourism Will Improve Your Hotel’s Business and Reputation’.
“Nah, ini sangat sejalan sekali dengan program di kementerian, bahwa di kedeputian saya saja sekarang sudah ada aspeknya menangani khusus tentang industri pariwisata berkelanjutan. Saat ini beberapa program yang sedang kami garap baik mulai dari penyusunan pedomannya maupun juga beberapa file project terkait dengan sustainability yaitu kaitannya dengan food waste and loss,” papar Rizki.
Rizki menambahkan, terkait dengan Blue, Green, dan Circular Economy (BGCE), Kemenpar akan memprioritaskan industri usaha pariwisata yang sudah menerapkan SDGs (Sustainable Development Goals) yang bisa ikut di dalam pameran-pameran pariwisata. Mereka juga butuh masukan dari hotel-hotel terkait hal ini.
“Mungkin sudah banyak yang mendengar, baik di Bali, Jakarta semua mostly hotel-hotel kita ini kategorinya merah. Nah, tapi ini juga sudah menjadi pembahasan kami dengan Kementerian LH dan mereka bersedia untuk membahas karena ini baru dikeluarkan buat industri pariwisata pada bulan Juni lalu,” ujarnya.
“Jadi kita akan teruskan sosialisasi dan kami akan melihat kriteria-kriteria yang ada di dalam dalam penilaian PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup karena ini akan mempengaruhi brand sebenarnya,” tambahnya.
Kemenpar pun juga berjanji akan mencari cara bagaimana mendukung industri hotel bisa ‘berlari’ menuju pariwisata berkelanjutan.
“Kami di Kemenpar juga mencari cara, gimana cara membantu dan mendukung industri hotel yang akan bertransformasi ke arah pariwisata yang berlanjutan, hotel yang green hotel lah bisa dibilang. Tapi ini memang ada proses. Jadi kalau saya melihat kalau hotel-hotel yang chain itu mereka sudah punya SOP sebenarnya. Nah, kita ingin juga hotel-hotel yang non-chain internasional itu,” ujarnya
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Kita juga sedang membuat SOP seperti apa sih green hotel itu? Kami juga susun bersama dengan tim PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) supaya apa yang dibuat kriteria oleh Kemenpar sama kriteria yang dibikin oleh teman-teman LH itu nyambung,” jelasnya.
Rizki mengatakan bahwa Kemenpar akan berkomunikasi dan berkoordinasi di KLH lebih lanjut dan akan mensosialisasikan kepada hotel.