Belum lama ini, Indonesia meneken kerja sama dengan China. Salah satunya di sektor pariwisata yang terdapat beberapa poin.
Menanggapi lebih lanjut dari perjanjian kerja sama tersebut. Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani, mengatakan bahwa kerja sama itu sangat strategis bagi kedua negara.
“Dua negara ini saya melihat bahwa satu market sebenarnya, bahwa kita punya produk yang bisa dibeli oleh market China dan China punya produk yang bisa dibeli oleh market dan dinikmati ya pariwisata yang kita bicara,” kata Kiki sapaan akrabnya di Jakarta, Selasa (27/5/2025).
“Target ke depan tentunya kalau dari sisi kita meningkatnya kunjungan wisatawan dari China yang berkualitas yang bisa datang ke Indonesia. Kemudian kedua tentunya teknologi-teknologi yang berkaitan dengan hospitality atau kemudian bisa transfer knowledge, ataupun yang bisa kemudian dikembangkan di Indonesia,” lengkapnya.
Kiki menjelaskan dengan majunya China di bidang energi terbarukan bisa menjadi salah satu peluang yang akan dikerjasamakan dan tentunya kerja sama di sektor investasi. Lebih lanjut, Kiki mengatakan mengapa Indonesia mencari investasi dari satu negara untuk datang ke Indonesia.
Jawabannya adalah agar dari investasi yang dilakukan negara itu bisa membawa market mereka ke Indonesia, sehingga jumlah kunjungan pun meningkat.
“Jadi ini yang kita lihat bahwa kenapa kita perlu sekali investor-investor dari negara-negara yang sumber-sumber pasar kita, untuk kemudian di belakangnya membawa wisatawan-wisatawan mereka,” jelasnya.
Adapun dalam kerja sama tersebut membicarakan tentang pendirian kantor perjalanan resmi nirlaba di antar negara itu. Kiki menekankan hal itu sebagai kantor biro perjalanan, bukan agen perjalanan.
“Tentunya dari hal ini menambah usaha yang akan ada di Indonesia, PMA (penanaman modal asing) jadi investasi luar. Nah di mana isu-isu itu akan sebenarnya kenapa ada? Karena ternyata ada daya tarik dari sana untuk membawa wisatawannya ke sini tapi harus kerja sama juga,” ucapnya.
Kemudian, dari PMA tersebut tentunya ada peraturan yang harus dilaksanakan. Semisal, kata Kiki, dalam pelaksanaannya tour guide harus berasal dari warga Indonesia, yang telah mendapatkan pelatihan berbahasa Mandarin.
Sehingga ini merupakan upaya yang sangat positif jika China ingin membangun kantor perjalanannya di Indonesia. Buka hanya itu, jika dengan adanya kantor biro perjalanan dan investasi lainnya akan lebih memudahkan pemerintah untuk melakukan pemantauan dan bisa membuka lapangan kerja juga.
“Jadi tanggapan pendeknya saya pikir kalau memang ada investasi ke arah sana, sesuai dengan regulasi yang ada dan membawa manfaat buat Indonesia, saya pikir ya kita sangat berharga,” pungkas Kiki.