Di Bima, ada sebuah pulau yang diberi nama pulau Ular. Penamaan ini bukan tanpa alasan. Konon, pulau ini menyimpan legenda manusia yang dikutuk jadi ular.
Ada satu cerita legenda yang sangat terkenal di kalangan masyarakat NTB, yaitu legenda Pulau Ular. Pulau Ular merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di Desa Pai, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB.
Pulau ini hanya memiliki luas sekitar 800 meter persegi. Meski kecil, tapi pulau ini memiliki potensi sebagai ekowisata yang wajib dikunjungi.
Pulau Ular memiliki ekosistem yang unik dengan pasir putih, formasi bebatuan yang unik, serta beragam spesies ikan dan terumbu karang yang bisa dijumpai di sekitar pulau.
Konon, di Pulau Ular terdapat ular jelmaan manusia yang dikutuk oleh Raja Bima di masa lalu. Berdasarkan kisah yang beredar di masyarakat, masyarakat setempat meyakini bahwa ular-ular di Pulau Ular adalah para awak kapal Kerajaan Flores yang sedang berperang dengan Kerajaan Bima.
Kisah Legenda Pulau Ular
Alkisah, Raja Indra Kumala yang merupakan Raja Kerajaan Bima pada saat itu mengutuk para awak kapal menjadi ular. Sementara, kapal mereka dikutuk menjadi batu yang akhirnya membentuk Pulau Ular.
Menurut cerita warga setempat, ular-ular di Pulau Bima tidak bisa dibawa ke luar pulau. Sebab, ular yang diambil dan dibawa keluar pulau diyakini akan kembali ke habitatnya atau justru mati.
Habitat di Pulau Ular sendiri dipenuhi oleh jenis ular laut (Laticuda colubrina) dengan tubuh berwarna hitam dan putih dengan pola belang-belang. Ular yang hidup di Pulau Ular dikenal jinak dan tidak menggigit. Namun aslinya, ular laut ini memiliki bisa yang sangat mematikan.
Potensi Ekowisata Pulau Ular
Pulau Ular dikelilingi oleh perairan laut yang jernih dan kaya akan terumbu karang serta keanekaragaman hayati laut. Ekosistem terumbu karang di sekitar Pulau Ular merupakan rumah bagi berbagai jenis ikan tropis, biota laut, serta penyu yang sering terlihat di perairan sekitar pulau.
Pulau Ular memiliki pemandangan yang sangat indah, baik di daratan maupun di bawah laut. Pantai di Pulau Ular tergolong masih jernih dan alami dengan pasir putih yang bersih dan air laut yang jernih sangat cocok untuk aktivitas seperti berjemur, berenang, atau hanya menikmati keindahan alam.
Berdasarkan keunikan ekosistem yang dimiliki, Pulau Ular memiliki beberapa potensi besar yang dapat dikembangkan menjadi daerah ekowisata. Tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga membantu konservasi alam.
Cara Menuju ke Pulau Ular
Untuk menuju ke pulau Ular, traveler bisa menempuh beberapa opsi melalui jalur darat maupun laut. Pengunjung yang berangkat dari Terminal Dara dapat menaiki bus menuju Terminal Tawali di Wera yang memakan waktu sekitar 1,5 jam.
Setelah sampai di Terminal Tawali, pengunjung akan melanjutkan perjalanan ke Desa Pai yang membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sesampainya di sana, pengunjung dapat menyeberang ke Pulau Ular dengan menggunakan perahu nelayan.
Perahu ini biasanya melayani rombongan dengan jumlah penumpang antara 5 hingga 8 orang. Tarif penyeberangan menggunakan perahu ini berkisar mulai dari Rp 50.000 per orang dengan durasi perjalanan sekitar 15 menit.
——–
Artikel ini telah naik di detikBali.