Sebuah studi global terbaru yang dilakukan oleh Compare the Market tentang kota-kota ramah pejalan kaki dan sepeda menunjukkan hasil mengejutkan. Alih-alih New York yang ikonik, justru Munich, Jerman, yang dinobatkan sebagai juara baru.
Dikutip dari New York Post, Senin (5/5/2025), Munich menduduki peringkat pertama dalam daftar dengan salah satu aspek penilaian menunjukkan 86% penduduk Munich tinggal dalam jarak 1,6 km dari zona bebas mobil.
Selain itu, Munich memiliki hampir 1,6 juta km jalur sepeda perkotaan yang resmi didaftarkan. Infrastruktur yang ramah pejalan kaki dan pesepeda menjadikan Munich sebagai contoh ideal kota yang mendukung mobilitas aktif.
Kota-kota Eropa lainnya pun mendominasi peringkat teratas. Posisi kedua ditempati oleh Milan di Italia, kemudian diikuti oleh Warsawa di Polandia, Helsinki di Finlandia, dan Paris di Prancis.
Sementara itu, New York, meski dikenal dengan budaya berjalan kakinya yang kuat, harus puas berada jauh di bawah ekspektasi. New York, yang sering dianggap sebagai kota pejalan kaki sejati, ternyata hanya menempati posisi ke-34.
Meskipun terkenal dengan budaya pejalan kaki yang kuat dan sistem transportasi umum yang luas, New York hanya berada di peringkat ke-34. Faktor-faktor seperti kepadatan lalu lintas, kurangnya jalur sepeda yang aman, dan tantangan infrastruktur lainnya menjadi hambatan bagi pejalan kaki di kota ini.
Dengan peringkat itu, New York masih menjadi kota paling ramah pejalan kaki di Amerika Serikat, diikuti oleh San Francisco dan Boston.
Metode penelitian studi itu dilakukan pada 53 lokasi berdasarkan seberapa idealnya lokasi tersebut untuk hidup tanpa mobil (car-free). Untuk menentukan peringkat itu, digunakan delapan aspek penilaian. Yakni, total jarak jalur sepeda sebuah kota yang terdaftar secara resmi di Bikemap, jumlah jalur pejalan kaki yang terdaftar di AllTrails, skor keamanan, biaya tiket sekali jalan untuk transportasi umum di setiap kota, persentase transportasi umum yang didasarkan pada kepadatan transit, efisiensi, dan tingkat pemanfaatan yang kemudian dibandingkan kinerjanya dengan kota-kota lain.
Aspek lain yang dinilai adalah rata-rata curah hujan bulanan, tempat bebas mobil (persentase penduduk yang tinggal dalam radius 100 meter dari tempat bebas mobil seperti taman), kemudian jarak tempat tinggal warga dengan pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Kesediaan dan ketidakketersediaan dari masing-masing aspek itu diberi ponten 0 dan 1. Sehingga didapatkan nilai tertinggi delapan dan terendah 0. Seluruh data akurat per 19 Februari 2024.
Studi itu menunjukkan bahwa peringkat kota dalam hal ramah pejalan kaki tidak hanya ditentukan oleh kepadatan penduduk atau keberadaan transportasi umum, tetapi juga oleh desain kota yang mendukung mobilitas aktif.
Kota-kota Eropa telah menunjukkan bahwa perencanaan kota yang memperhatikan pejalan kaki dan pesepeda dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan nyaman bagi warganya.
Dengan hasil ini, kota-kota di seluruh dunia diharapkan dapat belajar dari Munich dan kota-kota Eropa lainnya untuk meningkatkan infrastruktur dan kebijakan yang mendukung mobilitas aktif, demi menciptakan lingkungan urban yang lebih berkelanjutan dan ramah bagi semua.
Negara Paling Ramah Pejalan Kaki versi Studi Compare de Market:
1. Munich, Jerman
2. Milan, Italia
3. Warsawa, Polandia
4. Helsinki, Finlandia
5. Paris, Prancis
Negara Paling Tidak Ramah Pejalan Kaki versi Studi Compare de Market:
1. Johannesburg, Afrika Selatan
2. Patras, Yunani
3. Dallas, Texas, AS
4. Houston, Texas, AS
5. Manila, Filipina
Kira-kira, kalau Indonesia diikutkan dalam survei itu ada di peringkat berapa ya?